Selasa, 22 Desember 2015

Metode Efektif Penyelamatan Tanaman Cabe Polibeg Yang Sedang Kritis

Tuan dan nyonya pengunjung setia kami, di Negara kami Indonesia beberapa waktu belakangan ini dalam tahun 2015, mengalami bencana kabut asap dan musim kemarau berkepanjangan, selain dampak langsung terhadap kesehatan, bencana tersebut juga membuat aktifitas bercocok tanam menjadi terganggu, salah satunya kelompok tani Tedong Bongak di pedalaman Piniki Kabupaten Wajo. 

Sekitar 1000 batang cabe polybag kelompok tani tersebut mengalami apa yang disebut dengan istilah HSMTM (Hidup Segan Mati Tak Mau), bagaimana tidak air yang menjadi sumber kebutuhan utama bagi pertanaman cabe polybag tidak tercukupi, bisa dibayangkan usaha pertanaman cabe polybag mereka kali ini akan gagal total. 

Selama lebih kurang enam bulan masyarakat tani mengalami cobaan nan tak tertanggungkan tersebut, pada akhirnya bulan November 2015 hujan mulai turun membasahi tanah, halnya dengan pertanaman cabe polybag kelompok tani Tedong Bongak pun mulai menggeliat, meski pada akhirnya ada juga beberapa pokok tanaman cabe yang mati meragan, akibat perubahan cuaca yang cukup drastis ini, melihat pemandangan cabe polybag yang sedang berusaha mempertahankan hidup tersebut, salah seorang anggota kelompok berinisiatif untuk mengusahakannya agar tetap menghasilkan, maka tak ayal lagi penyelamatan harus dilakukan agar usaha selama tiga bulan yang dilakukan untuk penanaman tidak sia-sia begitu saja. 

Melalui artikel singkat ini kami coba merangkum, bagaimana usaha penyelamatan cabe yang tidak mungkin lagi berbuah itu, sekiranya tuan dan nyonya mengalami persolan yang sama pula seperti persoalan kelompok tani diatas, bolehlah menyimak bagaimana trik penyelamatan itu dilakukan. 

Trik penyelamatan cabe yang hampir tidak mungkin berbuah 

1. Curah hujan yang meningkat membuat tanah dalam polybag menjadi tergenang oleh air, hal ini salah satu penyebabnya tanaman cabe menjadi stres, oleh sebab itu hal pertama yang dilakukan adalah membuat lobang tempat keluarnya air pada bagian atas polybag tanaman cabe. 

2. Pindahkan polybag ke areal yang cukup mendapatkan sinar matahari, hal ini dimaksud pabila terdapat panas dalam waktu singkat, tanaman cabe polybag mencukupi kebutuhan cahaya untuk fotosintesisnya. 

3. Pangkas daun pada bagian pangkal batang, usahakan daun yang tertinggal tersebut hanya percabangan diatas saja, kemudian biarkan selama dua minggu, selama waktu tersebut tanaman cabe memiliki kekuatan yang cukup untuk memasak makanan untuk percabangan daun yang tidak terlalu banyak. 

4. Selama dua minggu tersebut tetap dilakukan pengamatan intensif bagaimana perkembangan cabe polybag, biasanya pada bagian pangkal batang yang daunnya sudah dipangkas tadi akan tumbuh kembali daun-daun baru, nah jika daun lama pada percabangan atas menunjukkan gejala keriting, maka jangan tunggu lama-lama segera pangkas bagian percabangan atas tersebut, dengan asumsi daun baru pada bagian pangkal batang telah muncul. 

5. Lakukan pemangkasan percabangan atas jika hal seperti point 4 terjadi pada seluruh tanaman cabe polybag. 

6. Sambil mengamati daun muda tumbuh mulai dari pangkal batang, sebaiknya dilakukan pemupukan dengan menambahkan pupuk organik dari kotoran ternak, ingat pupuk organic bukan pupuk kimia atau urea. 

Cara diatas dilakukan oleh kelompok tani Tedong Bongak, untuk menyelamatkan tanaman cabe polybag yang sudah hampir mati tersebut, pada beberapa daerah lainnya tim kami juga menemukan persoalan yang sama dengan kelompok tani Tedong Bongak, tepatnya di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya, salah seorang dari komunitas Tani Unggul Cabe juga mempraktekkan teori yang sama, hanya saja model penanaman cabe yang dilakukannya di areal perladangan, tidak di dalam polybag seperti kelompok tani Tedong Bongak, namun ada satu tambahan jika penyelamatan dilakukan pada cabe yang ditanam di areal perladangan, yakni dengan membuat bedengan yang teratur, hal ini berguna untuk menjaga kelembapan tanah pada areal pertanaman cabe. 

Demikian kiranya tuan dan nyonya rangkuman yang bisa kami tuliskan untuk menyelamatkan tanaman cabe yang sedang diambang kepunahan, semoga petani cabe Indonesia jaya selalu. 

Mari Merdeka !!

 Metode Efektif Penyelamatan Tanaman Cabe Polibeg Yang Sedang Kritis

Sabtu, 05 Desember 2015

Kenali Dinas Perlindungan Tanaman Pertama di Dunia

Dinas Perlindungan Tanaman Pertama di Dunia

Pada abad ke - 19 ketika ekonomi masyarakat di Eropa masih lemah, kegagalan pertanian hampir selalu berarti kelaparan dan kemelaratan, contoh klasik adalah timbulnya wabah penyakit busuk daun pada tanaman kentang di tahun 1845, seperti dikisahkan pada posting sebelumnya, banyak orang menganggap bahwa malapetaka penyakit hawar kentang inilah merupakan salah satu penyebab lahirnya Fitopathology, walaupun perhatian para cerdik pandai waktu itu belum banyak tercurahkan pada masalah penyakit tanaman.

Mulanya penyakit karat pada gandum yang disebabkan oleh "Puccinia striiformis", yang mendatangkan kelaparan di eropha pada abad kesembilanbelas, juga kurang mendapat perhatian para ahli selayaknya.

Pada penghujung abad kesembilanbelas, perhatian untuk meneliti kehilangan hasil pertanian baru tumbuh, terutama disebabkan oleh hancurnya perkebunan jeruk di California oleh serangga kepik yang diberi nama "Kepik san jose" (Qudraspidionis pernicious). Para ahli dan pejabat pemerintahan baru menyadari ancaman yang datang dari organisme ini yang dapat menyebar antar negara.

Apa yang kita ketahui sekarang mengenai penyakit dan perkiraan kehilangan hasil sebagai akibatnya, sebetulnya berasal dari jerman pada tahun 1880, ketika itu pemerintahan jerman diminta oleh perkumpulan petani untuk mengembangkan sistem registrasi untuk hama dan penyakit tanaman, pemerintah nampaknya tidak begitu merespon dengan baik, sehingga perkumpulan petani jerman merintis upaya tersebut pada tahun 1890, yang kemudian diambil alih juga oleh kementrian pertanian jerman pada tahun 1895.

Konsultasi internasional yang memecahkan masalah kehilangan hasil pertanian dimulai pada kongres internasional pertanian dan kehutanan di Wina pada tahun 1890, yang dirintis oleh J. Ricson seorang pakar Fitopathology dari Swedia.

Kongres pertanian internasional pada tahun 1903 di Roma, merupakan cikal bakal berdirinya organisasi FAO, survey statistik nasional dan internasional dibidang pertanian terus berkembang semenjak tahun 1924, atas dasar keputusan FAO untuk mengadakan konferensi fitopathology pada tahun tersebut. Dalam perkembangannya survey tentang fitopathology ini terhenti akibat perang dunia I, selang waktu inilah yang dinamakan era penjajakan, walaupun metode baku untuk mengukur besar penyakit dan kehilangan hasil belum ada, namun tuntutan penaksiran kehilangan hasil tanaman sudah mulai tumbuh.

Pemerintah Belanda yang khawatir akan datangnya kepik san jose yang sedang mewabah perkebunan jeruk California, menugaskan seorang pakar fitopathology terkemuka bernama J. Ritzema Bos, ke amerika untuk meneliti epidemi tersebut, sebagai hasil dari studi banding yang bersahaja tersebut, dia melaporkan kemungkinan kehilangan hasil yang potensial yang akan sangat merugikan di Belanda, sehingga dia merekomendasikannya untuk mendirikan dinas proteksi tanaman, guna mencegah kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama impor tersebut. Inilah dinas perlindungan tanaman pertama di dunia yang didirikan pada tahun 1899.

Selasa, 03 November 2015

Ramuan Ampuh Pengendali Serangga Penghisap Tanaman

Pendekatan pengendalian serangga perusak tanaman (hama) seharusnya lebih kepada tata cara alami, dimana cara ini diyakini lebih beradab dan mampu menjaga ekosistem lingkungan sesuai dengan aslinya, mengenal istilah-istilah Biologi dalam perlakuan serangga hama ini juga penting, sebagaimana yang telah kami bahas sebelum ini, yakninya tentang Biological Control dan Parasitoid, untuk anda yang belum sempat membacanya pemahanan mudah istilah Biological Control silahkan klik [link] ini, dan untuk anda yang ingin membaca tentang Parasitoid silahkan klik [link] ini.

Oke, berikut ini kita masih membahas tentang pengendalian serangga dengan cara yang beradab tadi, hasil pembacaan analytic kami, blog sederhana ini (menanam-tanaman - panduan singkat bercocok tanam) dikunjungi oleh berbagai Negara di dunia, seperti Amerika, Rusia, Eropha, Qatar dan Negara bagian benua amerika lainnya, dunia internasional yang kami kira sudah sangat lebih dahulu dibanding Indonesia soal tata kelola tanaman, ternyata masih membutuhkan artikel-artikel dasar tentang tanaman, kesimpulan besar yang kami dapati dari kunjungan berbagai Negara ini adalah, bahwa ternyata petani-petani di dunia luar sana (diluar indonesia) juga mengalami nasib yang sama dengan petani-petani Indonesia.

Nasib yang sama tersebut paling tidak soal mengendalikan hama dan penyakit tanaman ini, manakala Negara-negara maju sudah berdaulat dengan teknik kimiawi dalam budidaya tanaman, tampaknya mereka juga terus mengalami pertikaian dengan serangga-serangga ini, pembahasan singkat kita tentang �Ramuan ampuh pengendali serangga penghisap� kali ini, kami harap turut pula membantu petani-petani kita di Negara-negara lain, sebelum kita lanjutkan ada perlunya kami memberitahukan kepada anda, bahwa �Ramuan rahasia� ini kami intip dari usaha pertanian organic yang dilakukan oleh IPO (Institute Pertanian Organik) Aie angek, kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dimana ramuan ini terlebih dahulu sudah diteliti oleh IPO dan sudah diterapkan dalam usaha pertanaman, karena kami meyakini ramuan ampuh ini bermanfaat untuk pertolongan petani-petani di belahan alam semesta ini, maka kredit penghargaan patut kita berikan kepada IPO Aie Angek, baiklah untuk mempersingkat waktu kita langsung saja kepada ramuannya.

Untuk membuat ramuan ini persiapan yang perlu dilakukan adalah ;

1. Alat-alat

Timbangan, gelas ukur, kertas label, saringan, lesung dan alu, sarung tangan, pisau, baki, baskom, ember, botol atau jeriken sebagai wadah penyimpanan.

2. Bahan-bahan

Daun durian 5 ons, daun sirsak (Annona sp) 5 ons, daun sirih (Piper bettle L) seperempat ikat, daun cengkeh (Eugenia aromatic L) 5 ons, serai harum (Cymbopogon citratus) 4 ons, daun sicerek 4 ons, daun mahoni (Switania mahoni ) 5 ons, daun kulit manis 5 ons, garam seperempat ons, urine kambing 4 liter.

3. Cara pembuatan

Semua bahan ditumbuk satu persatu, bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam urine kambing, rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya, kemudian ekstrak tersebut disaring dan ditambahkan garam, berikutnya simpan dalam botol atau jeriken, jangan lupa beri label yang berisi tentang ramuan dan tanggal pembuatan.

Cara menggunakannya (aplikasi)

- 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki sprayer.

- Penyemprotan dilakukan pada tanaman, terutama pada bagian pucuk, kemudian bagian atas dan bawah daun.

- Aplikasi pada tanaman ini dilakukan selama 2 kali seminggu, sampai populasi kutu penghisap dinilai tidak membahayakan lagi.

Baiklah pemirsa, demikian tadi pembahasan kita tentang ramuan ampuh pengendali serangga penghisap, jika anda berhasil mengendalikan serangga penghisap dengan menggunakan ramuan ini, dengan senang hati kami berharap, anda memberitahukan kepada petani-petani lainnya yang sedang mengalami �intimidasi sosial� oleh serangga-serangga penghisap ini, sekian dari kami, selamat mencoba.



#SelamatkanLingkunganDenganOrganik

Rabu, 28 Oktober 2015

Biological Control Teror atau Suatu Keadilan Untuk Ekologi Tanaman

Pernahkah terlintas dalam pemikiran anda untuk tidak membunuh barang seekorpun hewan dari jenis serangga dan hewan mamalia berukuran besar, atau pernahkah terlintaskan dalam pikiran anda untuk tidak mencabut sehelai rumputpun atau gulma dilingkungan tempat anda tinggal, andai ada seorang manusia yang sanggup berlaku demikian dalam hidupnya dimuka bumi ini, mungkin kami sepakat untuk mengatakannya dialah seorang �pecinta lingkungan tulen�, mulai detik anda membaca artikel ini marilah kita mengamati siapakah manusia yang sanggup untuk tidak melakukan dua hal pada awal paragraph diatas, hehe.
Biological Control Teror atau Suatu Keadilan Untuk Ekologi Tanaman

Oke, Sebelum kita memasuki pembahasan yang lebih mendalam, tiada bosan-bosannya kami untuk menyampaikan bahwa, tujuan kami menuliskan hal-hal saintis seperti ini, adalah untuk memberikan pendekatan pemahaman yang lebih mudah, khusus kepada masyarakat dunia yang tidak �Familiar� dengan istilah-istilah biologi pertanian, Biological control merupakan salah satu pilihan kami pada saat ini untuk disajikan dalam bahasa yang renyah dan mudah dimengerti, agar kita sama-sama memahami situasi dan kondisi pertanian dunia, lebih khususnya di Negara kami Indonesia.

Baiklah, pertanyaan yang kami tuliskan pada awal paragraph diatas merupakan langkah dasar untuk memahami apa yang disebut dalam istilah biologi pertanian dengan nama �Biological control�, karena dalam penjelasannya aslinya banyak istilah-istilah yang cukup memusingkan � terlebih untuk awam � maka lebih tepat kiranya, untuk anda memikirkan pertanyaan pada awal tulisan ini.

Adalah HS. Smith orang pertama yang mempopulerkan istilah biological control pada tahun 1919, meski sebenarnya orang-orang zaman sebelumnya sudah pula melakukan kegiatan tersebut, namun pada abad ke 19 itulah pertama kali ditekuni sebagai suatu bidang kajian ilmu biologi pertanian, untuk mengatasi kesombongan manusia tentang memusnahkan mahluk hidup lainnya, meski pada kenyataannya hal itu tetap juga terjadi hingga detik ini.

Dalam pengertian yang sederhana untuk bidang pertanian biological control adalah mengendalikan lingkungan biologi, dan memanfaatkan lingkungan biologi dalam mensejahterakan tanaman dari berbagai gangguan hama dan penyakit, lingkungan itu bisa saja dari golongan serangga dan tumbuhan, dalam kalimah sederhananya �Mencari tahu siapa musuh serangga hama tersebut, dari golongan serangga juga atau dari golongan tetumbuh�.

Dibawah ini bisa kita simak factor lingkungan yang bisa mempengaruhi serangga hama ;

1. Factor iklim

Berupa iklim makro, dan iklim mikro

2. Factor biotic

Berupa predator, parasitoid, pathogen dan serangga pesaing.

3. Factor makanan

Berupa kualitas dan kuantitsa makanan

4. Factor lainnya

Mengacu pada pertanyaan diawal tadi, maka pertanyaan itu masuk pada factor biotik dan factor makanan, para peneliti biologi pertanian dibidang pengendalian hayati berjuang tanpa kenal lelah untuk mengetahui, hal apa saja yang membuat serangga hama bisa dihambat pertumbuhan populasinya, dari suatu lingkungan tempat usaha pertanaman dilakukan, karena begitu spesifiknya serangga atau tanaman yang bisa disetting untuk bermusuhan dengan serangga hama, sehingganya manusia harus memilah, untuk tidak membunuh dan mencabut tumbuhan sembarangan.

Karena biological control sifatnya memanipulasi dengan memanfaatkan populasi musuh alami, maka dari itu ia dinilai sebagai usaha pengendalian hama penyakit yang adil, meski konsekuansinya manusia tidak dibolehkan membunuh serangga sembarangan dan mencabuti tumbuhan sesuka hati, dan hal ini menurut kami tentunya suatu usaha terpuji dalam bertindak dan memperlakukan serangga �Terdakwa� hama, dalam menciptakan suasana keadilan dilingkungan pertanaman.

Dampak pemakaian kimia dalam mengendalikan hama penyakit tidak baik untuk kesehatan lingkungan, untuk itu kami menyarankan kepada anda pembaca setia kami, untuk berlaku adil dalam bercocok tanam, dari pesatnya penelitian dan perkembangan teknik pengendalian hama penyakit tanaman yang bersifat hayati, semakin memperjelas bukti kepada kita selaku mahluk Manusia, bahwa segala sesuatu yang Diciptakan di alam raya ini memiliki fungsi dan perannya masing-masing, seperti serangga parasitoid dan predator itu.

Sekian ulasan singkat kita pada artikel ini, semoga pertanian anda semakin menyenangkan dan sampai jumpa dipembahasan selanjutnya.

Salam hangat ..

Sabtu, 24 Oktober 2015

MENGENAL PARASITOID PENGENDALI HAMA TANAMAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

Tampaknya jenis pengendali hama tanaman yang satu ini tidak cukup populer dikalangan petani, dan penggiat tanaman, bahkan untuk kalangan masyarakat umum istilah parasitoid tidak pula terlalu banyak yang mengenalnya apalagi mengerti �siapa� parasitoid ini, sekilas jika kita simak dari unsur kalimatnya, asalnya dari pengertian �Parasit�, jadi jika kita ingin menterjemahkan arti �parasitoid� secara singkat dan mudah diingat, maka yang harus kita ikut sertakan adalah parasit ,predator (pemangsa) dan parasitoid itu sendiri.

Semenjak kurikulum ilmu biologi diajarkan pada berbagai kelas, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah tinggi, dan pascasarjana, parasit dikenal sebagai sebuah sifat yang lebih berkonotasi negative, �Organisme yang hidup dan mengambil makanan dari organism yang ditempelinya�, dan dalam pemahaman yang lebih umum parasit dan benalu hampir memiliki kriteria yang mirip, hanya saja benalu lebih kepada tumbuhan, sedangkan parasit lebih kepada organisme hidup. Sementara itu istilah parasitoid lebih berkembang pada metode pengendalian secara hayati.

Parasitoid dalam pemahaman ilmu Biologi, diterjemahkan sebagai mahluk yang pola hidupnya berada diantara parasit dan predator, beberapa bagian dari fase metamerfosisnya menjadikan dirinya sebagai pemangsa, sebagai contoh serangga penyengat, fase larva dari serangga penyengat ini hidup dalam seekor inang dan inang itu dimangsanya sampai hancur.

Meski berbagai disiplin ilmu Mikrobiologi mengenal istilah parasitoid, namun tidak semua bidang studi ilmu tersebut mampu mengkaji lebih komplek pemanfaatan sifat parasitoid, misalnya dibidang kedokteran, serangga vector penyakit tanaman, dan lain sebagainya.

PARASITOID DALAM DISIPLIN ILMU PERTANIAN.

Serangga parasitoid lebih populer dalam kajian ilmu pertanian, hal ini serangkai dengan konsep pengenalan �Cara pengendalian hama secara hayati�, sebagai induk dari metode pertanian organic, berbagai kajian ilmiah telah memberikan hasil yang negative terhadap penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama tanaman, baik hasil terhadap lingkungan, nilai kandungan gizi tanaman, dan dampak immun serangga hama yang tercipta akibat penggunaan bahan kimia.

Khusus dalam bidang pertanian sesungguhnya parasitoid sudah dikenal oleh orang-orang dari zaman dahulu, dan pada tahun 1919 HS. Smith mempopulerkannya dengan istilah �Biological control� atau dengan istilah lain mengendalikan serangga hama dengan memanfaatkan serangga lain yang bukan hama, petani-petani China sudah dari dulu memanfaatkan semut rangrang (Oecophylla samaragdina) untuk mengendalikan hama pada tanaman jeruk seperti Tessaratoma papilosa dari ordo Hemiptera.

Dalam kajian ilmu pengendalian hayati yang lebih mendalam lagi, parasitoid tidak hanya membahas tentang serangga hama yang dikendalikan oleh serangga lain, namun dibidang mikroskopisnya juga turut dikembangkan jamur, bakteri, nematoda dan virus begitu pula untuk hewan-hewan yang hidup di air seperti ikan yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit.

PARASITOID DALAM PERTANIAN TERAPAN

Oke Sebaiknya kita tinggalkan sejenak pandangan parasitoid di dunia akademisi kampus, pada keadaan nyata dunia pertanian masyarakat Indonesia, parasitoid menjadi tidak terkenal akibat berbagai persoalan, salah satunya karena tujuan dari pertanian adalah untuk mendapatkan hasil panen sebanyak-banyaknya dengan modal sekecil-kecilnya (agak mirip dengan teori ekonomi classic Adam Smith), hal itu semakin didukung dengan pengembangan teknologi pestisida dan memasarkannya dalam jumlah yang banyak meski harganya mahal.

Kelompok-kelompok tani di Kabupaten Luwu pada umumnya samar-samar mengenal kalimat Parasitoid, namun hampir tidak mengenal bagaimana bentuk serangganya, dan bagaimana pula unsurnya jika parasitoidnya berasal dari jenis bakteri, jamur, virus dan nematoda, rupanya saja tidak diketahui apalagi menerapkannya dalam aplikasi pertanaman.

Sehingga untuk sementara bisa kita simpulkan upaya pengendalian hama pertanaman dengan parasitoid, pada umumnya terjadi di laboratorium dan pada usaha pertanian dalam skala modal besar, untuk pertanian skala miskin kebawah belum terlalui signifikan kedengarannya.

Karena berbagai rintangan yang ditemui untuk mengembangkan parasitoid ini, beberapa hal patut kita acungkan jempol, seperti pengembangan parasitoid dari jenis bakteri, virus, nematoda dan jamur, dimana untuk jenis ini sudah dikomersilkan dalam bentuk �INSEKTISIDA�, jadi jika anda menemukan merek produk pengendalian serangga dengan tulisan Insektisida maka itu berasal dari parasitoid golongan mikroskopis, namun anda juga perlu hati-hati karena produk seperti itu juga mudah sekali dipalsukan.

JENIS-JENIS SERANGGA PARASITOID

Bagi pembaca yang terbetik hati ingin mengetahui rupa dari serangga-serangga, hewan-hewan dan mahluk mikroskopis parasitoid bisa disimak pada keterangan dibawah ini.

1. Serangga parasitoid dari ordo Hymenoptera

2. Serangga parasitoid dari ordo Diptera

3. Parasitoid dari kelompok ikan Gambusia Affinis, untuk mengendalikan larva nyamuk

4. Parasitoid dari golongan nematoda seperti nematode Steinernema SP

5. Parasitoid dari kelompok burung, burung Mynah (Acridotheres tristis), burung ini dimanfaatkan untuk mengendalikan belalang kembara merah

6. Dan masih banyak jenis mahluk lainnya.

Nah, bagaimana pemirsa hebat bukan ternyata parasitoid ini, jika kita mengendalikan tanaman dengan cara ini bisa dipastikan keadaan lingkungan kita akan semakin ramah, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya.








Sumber Foto * Dokumentasi foto fakultas pertanian Universitas Andalas (www.faperta.unand.ac.id)

Kamis, 22 Oktober 2015

Metode Pengendalian Tikus dengan Kultur Teknis

Di dalam pengendalian hama tikus ada beberapa metode yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pengendalian kultur teknis. Prinsip dasar dari metode ini adalah dengan membuat lingkungan yang tidak menguntungkan atau tidak mendukung bagi kehidupan dan perkembangan populasi hama tikus. Pengendalian ini terbgai dalam beberapa cara, yaitu:

1. Pengaturan pola tanam
Cara ini hanya berlaku untuk tanaman semusim, dengan tujuan untuk membatasi ketersediaan makanan yang sesuai bagi reproduksi tikus. Misalnya, pola tanam padi yang dapat dilakukan untuk penanaman tiga kali dalam jangka waktu satu tahun adalah:
padi-padi-palawija,
padi-palawija-padi,
padi-palawija-palawija.

Hal ini didasarkan pada pola reproduksi tikus yang biasanya meningkat pada akhir musim tanam padi sehingga perlu diselingi dengan tanaman palawija. Nutrisi palawija kurang cocok bagi metabolisme tikus dibandingkan dengan nutrisi padi sehingga populasi tikus di areal pertanaman akan menurun. Jenis palawija yang dapat ditanam adalah jagung, kedelai, kacang tanah, ubi jalar, atau dapat juga dengan menanam hortikultura sayuran yang berumur pendek.

2. Pengaturan waktu tanam
Pengaturan waktu tanam adalah menanam secara serempak jenis komoditas dan varietas yang sama dalam areal yang cukup luas (minimal 10 ha). Tujuannya adalah untuk menyebar kerusakan yang diakibatkan oleh tikus pada hamparan tersebut atau dengan kata lain kerusakan oleh tikus tidak terpusat pada satu petakan saja. 

3. Pengaturan jarak tanam
Yaitu mengatur jarak tanam lebih lebar dari biasanya dengan tujuan agar tercipta lingkungan yang lebih terbuka yang kurang disukai oleh tikus atau menghambat pergerakan tikus.

4. Penggunaan tanaman perangkap (trap crop)
Metode ini sebenarnya merupakan perpaduan antara metode pengendalian secara kultur teknis dengan pengendalian secara mekanis. Pada areal yang sempit, yang berada di tengah-tengah pertanaman yang luas, ditanami terlebih dahulu dengan tanaman yang disukai oleh tikus, misalnya padi. Selanjutnya pada sisa lahan yang luas di sekitarnya ditanami komoditas yang diinginkan, atau dapat juga tanaman padi. Pada saat tanaman padi yang berada di tengah pertanaman memasukii fase generatif, tikus akan berkumpul di areal tersebut, pada saat itulah dapat dilakukan perburuan atau gropyokan.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengendalian kultur teknis ini adalah:
1. Tidak memerlukan waktu khusus untuk pengendalian karena dapat dilaksanakan bersama-sama dengan tindakan budidaya tanaman.
2. Menumbuhkan sifat gotong royong bagi masyarakat tani di dalam merencanakan suatu penanaman komoditas tanaman pangan.
3. Sistem ini efisien dalam hal biaya dan waktu.

Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah:
1. Hasilnya tidak dapat dipastikan karena banyak faktor luar yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengendalian ini.
2.  Memerlukan perencanaan yang sangat matang sehingga kesalahan di dalam perencanaan dapat mengakibatkan kegagalan.

menanam-tanaman
(Sumber foto: naturalnusantara.org)

Sabtu, 03 Oktober 2015

Cara Membuat Kayu Lapuk Menjadi Pupuk Organik


Cara Membuat Kayu Lapuk Menjadi Pupuk Organik

Memanfaatkan alam guna melepas ketergantungan dari pupuk berbahan kimia memang sedikit rumit, banyak alasan yang tidak mendukung untuk bertani dengan konsep memanfaatkan alam, salah satu diantaranya adalah karena bertanam dengan proses Instan, oleh karena itu bertani dengan memanfaatkan alam menjadi tidak popular dikalangan petani, padahal lebih banyak manfaat yang bisa kita dapati manakala bertani dengan cara memanfaatkan sumber daya alam sekitar.

Pada beberapa artikel terdahulu juga sudah banyak kita membahas tentang pemanfaatan alam dalam berbudidaya pertanian, seperti memanfaatkan sisa limbah rumah tangga, membuat KCL dari teknik yang Paling sederhana, membuat perangkap untuk serangga. Salah satu yang InsyaAllah kita bahas kali ini adalah tentang pemanfaatan pelapukan tanaman untuk tanaman itu sendiri yaitu kayu lapuk.

Kayu lapuk biasanya menjadi sampah pembakaran saja, padahal kayu lapuk ini bisa dimanfaatkan untuk bahan pupuk alami tanaman, karena didalam kayu lapuk terdapat unsure organic yang sangat besar manfaatnya bagi perkembangan nutrisi tanah, jika selama ini kebanyakan kayu lapuk hanya dijadikan sebagai bahan dasar bangunan, maka tidak ada salahnya anda mencoba memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.

Didalam disiplin ilmu bumi, Para ahli ilmu bumi berpendapat bahwa unsure nitrogen di bumi ini tidak pernah berlebih dan berkurang, semenjak bumi di bentangkan unsure nitrogennya selalu berjumlah sama sampai detik ini, karena itu salah satu yang kita manfaatkan dari kayu lapuk untuk pertumbuhan tanaman adalah dengan mengambil unsure nitrogen yang terkandung didalam kayu lapuk tersebut.

Unsur kimia pada kayu lapuk yang bermanfaat bagi tanaman

Pada sebatang kayu lapuk biasanya terdapat kandungan nitrogen sebanyak 0,04% sampai 0,10 %, hydrogen sebanyak 6%, abu sebanyak 0,20 sampai 0,50, hemiselulosa sebanyak 15 sampai 25 %, semua kandungan kimia kayu tersebut, baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.

Cara pemanfaatan kayu lapuk untuk pupuk tanah dan tanaman.

Untuk menjadikan kayu lapuk sebagai pupuk tanah, ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan.

1. Kayu lapuk dicincang halus.

2. Siapkan tanah jenis alfisol, tujuannya untuk sebagai perekat pada tanah yang akan kita jadikan pupuk, kenapa tanah alfisol karena jenis tanah ini tidak banyak mengandung unsure liat.

3. Setelah tanah dicincang halus, campurkan dengan tanah alfisol, kemudian endapkan didalam karung.

4. Setelah tanah diendapkan siapkan air kelapa (satu buah kelapa) atau air sisa pencucian beras, sebaiknya kedua jenis air tadi dicampurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

5. Air kelapa yang sudah dicampur dengan air bekas cucian beras, disiramkan kedalam campuran kayu lapuk dengan tanah alfisol, sebaiknya campuran kayu lapuk dan tanah tersebut diendapkan selama lebih kurang satu bulan, semakin lama diendapkan akan semakin bagus hasilnya.

Pemberian campuran air kelapa dan air bekas cucian beras pada endapan kayu lapuk, bisa dilakukan setiap hari, selama satu atau dua bulan masa endapan, kegiatan pengendapan ini kayu lapuk dan tanah ini bermaksud untuk mengurai senyawa-senyawa selulosan, lignin, dan hydrogen menjadi senyawa organic yang baik untuk tanah dan tanaman.
Kegiatan pembuatan pupuk dari kayu lapuk diatas sudah saya lakukan, dan dipergunakan untuk bahan dasar tanah pada tanaman cabai polibeg, hingga pengalaman ini saya tulis pertanaman cabai saya tumbuh dengan subur dan sehat, juga tahan terhadap penyakit virus yang disebabkan oleh serangga vector Bemicia Tabacci (kutu kebul).

Selain bagus untuk pupuk tanaman palawija dan hortikultura, pupuk alami dari kayu lapuk ini juga bagus digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman bunga, silahkan dicoba.

*sumber : 

- Wikipedia
- www.academia.edu � �Summary the material of wood�, uploaded by � S.Lumonon
- foto : member of kompas musafir group.



Kamis, 03 September 2015

Wow, Ternyata Jebakan Kuning Ini Ampuh Sekali Untuk Cabai

Panduan singkat bercocok tanam, kali ini mencoba membahas jebakan, bukan jebakan batman lho, tapi jebakan khusus untuk serangga yang menjadi biang keladi penyakit tanaman cabai anda, jebakan kuning atau dikenal juga dengan istilah yellow traps, jerih payah anda bertanam cabai mulai dari benih hingga ia tumbuh dewasa, tentu dengan harapan buah cabai anda itu seharusnya tumbuh subur dan berbuah lebat, nah untuk bisa mencapai keinginan tersebut ada banyak cara yang harus kita tempuh, salah satu cara yang saya rekomendasikan tentu saja cara pengendalian penyakit cabai yang bersifat ramah lingkungan.

Sebelum kita lanjut ada baiknya kita bahas sedikit bagaimana cara bertanam cabai di areal pertanaman yang luas, beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan budidaya cabai merah;

1. Perispan lahan; secara umum cabai merah sanagt baik di tanam di dataran tinggi. Namun dengan berkembangnya teknologi pertanian saat ini cabai merah juga bisa diproduksi (ditanam) di dataran rendah bahkan di pinggir laut sekalipun seperti kota Padang. Luas lahan yang dibutuhkan untuk membudidayakan cabai merah adalah 7 pohon/ M2 maksimal 10 pohon / m2.

2. Pupuk kandang dan tepung dolomite, ini diperlukan untuk lahan pertanian yang sudah sering digunakan untuk membudidayakan tanaman holtikultura. Untuk lahan dari hutan yang baru dibuka atau jarang ditanami tanaman holtikultura maka pupuk kandang dan dolomite yang digunakan untuk pupuk dasar ini tidak diperlukan.

3. Plastik mulsa, penggunaan plastik mulsa ini terbukti telah meningkatkan produksi cabai merah kriting. Ukuran plastik mulsa ada yng 50 cm dan ada yang 100 cm.

4. Polibek, digunakan untuk menanam bibit cabai merah keriting. polibek yang digunakan adalh polibek kecil (polibek bibit).

Adapun prosedur memulai budidaya cabai merah kriting ini:

Penggemburan tanah, lahan yang digunakan untuk membudidayakan cabai merah kriting sebaiknya tanahnya digemburkan dengan menggunakan bajak manual atau mesin (jetor). Semkin gembur tanah semakin baik pertumbuhan cabai merah kriting. Alasan mengapa tanah untuk budidaya cabai merah keriting harus digemburkan adalah karena akar dari bibit cabai merah keriting masih terlalu lemah untuk menembus lapisan tanah yang keras.

Setelah tanah digemburkan campur dengan pupuk kandang ditambah tepung dolomite, guna tepung dolomite dalam budidaya cabai merah ini adalah untuk menstabilkan PH tanah. Adapaun cara mencapurkan pupuk kandang dengan tanah dan dolomite ini adalah, semakin merata campuran di semua area maka lahan tersebut akan semakin baik. Dan cara untuk menghemat pemakaian pupuk kandang dan dolomite adalah dengan mencampurkan pupuk kandang tersebut dan dolomite di area yang akan dijadikan undakan tempat menanam cabai.

Bentuklah bukitan-bukitan memanjang dengan jarak antara satu bukitan dengan bukitan lainnya sejauh 1 m dan tinggi bukitan tanah ini sekitar 30 cm. selanjutnya bungkus semua bukitan tanah dengan plastik mulsa dan biarkan selama 3 hari. Setelah tiga hari lakukan pelobangan pada mulsa sebagai tempat untuk menanam cabe merah, jarak antara satu lobang dengan lobang lainnya kurang lebih 20 cm dan yangpaling baik adalah 45 cm.

Setelah semua mulsa dilobangi biarkan lobang tersebut selama satu hari satu malam, setelah itu baru tanam bibit cabai merah, sebelum menanam buka terlebih dahulu polibek tempat bibit cabai tersebut.

Persiapan berikutnya adalah membuat perangkap kuning atau jebakan kuning untuk areal pertanaman cabai, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuatnya adalah sebagai berikut ;

1. Botol bekas minuman, boleh diambil dari botol bekas minuman mineral.

2. Cat minya warna kuning.

3. Lem tikus

4. Kayu atau tiang penyangga.

Cara membuat jebakan kuning atau yellow traps ;

Botol bekas minuman dicat warna kuning, kemudian keringkan diterik matahari, sembari menunggu cat kering, siapkan kayu atau tiang penyangga, pasang kayu atau tiang penyangga di beberapa titik, sebisa mungkin tiang penyangga tersebut dipasang disetiap bedengan sebanyak lima buah, atau secukupnya, tergantung luasan lahan yang akan anda Tanami cabai.

Setelah cat kering, olesi dengan lem tikus diskeliling botol bekas minuman yang sudah di cat tadi, kemudian ratakan lem dengan kuas, sekarang jebakan kuning atau yellow trap anda sudah diap digunakan, tinggal anda pasang disetiap kayu tiang penyangga yang sudah dibuat tadi, foto dibawah ini salah satu contoh jebakan kuning atau yellow trap yang dipasang disekitar pertanaman cabai.

Wow, Ternyata Jebakan Kuning Ini Ampuh Sekali Untuk Cabai
(Foto : jebakan kuning atau yellow traps pada tanaman cabai polibeg, foto ini diambil dari salah satu rumah penulis tentang pertanian di kabupaten dharmasraya, provinsi sumatera barat)


Khasiat yang diperoleh ketika anda menerapkan jebakan kuning ini, adalah serangga malam yang umumnya memanfaatkan cabai sebagai tempat berkembang biak , menjadi lebih tertarik mendekat dan hinggap pada botol bekas minuman yang sudah dicat warna kuning ini, sehingga niat serangga tersebut untuk meletakkan telurnya pada daun atau buah cabai menjadi terhalang, ketika anggota tubuhnya sudah lengket ke lem tikus yang sudah diolesi pada botol warna kuning ini. 

Cara ini sangat kami anjurkan, karena cara pengendalian serangga dengan jebakan kuning ini merupakan salah satu model pengendalian serangga yang aman untuk lingkungan, atau para akademisi kampus mengatakan dengan istilah pengendalian hayati, kami pikir cukup demikian dulu tentang panduan singkat mengendalikan hama pada tanaman cabai, selamat mencoba, jika anda memiliki pertanyaan seputar pembahasan ini, jangan sungkan silahkan tanyakan pada kolom komentar.

Kamis, 20 Agustus 2015

Cara Membuat Pembibitan Melon Dengan Polibeg

Buah kuning yang satu ini selalu menjadi Favorit bagi kebanyakan anak-anak, apalagi jika disajikan dalam bentuk jus melon, nah untuk anda yang hobi bertanam menggunakan polibeg disekeliling pekarangan rumah, kali ini kita coba berbagi tentang panduan singkat membuat pembibitan buah melon.

Bibit melon bisa diperoleh di toko-toko pertanian, selain itu bibit melon yang baik bisa juga diambil dari biji melon yang biasa dibeli di tempat penjual buah, sangat dianjurkan untuk memilih bibit yang baik dan sehat, pasalnya ketahanan bibit turut mempengaruhi hasil dari produksi batang melon yakni Buah Melon.

Tahapan persiapan pembibitan melon sebagai berikut.

1. Siapkan biji melon yang sudah dipilih

2. Rendam biji melon didalam ember selama lebih kurang satu jam

3. Biji melon yang terapung dipisahkan dengan biji melon yang terbenam didalam ember

4. Biji melon yang terendam diambil dan dikering anginkan selama lebih kurang setengah jam

Pada tahapan perendaman ini, beberapa orang ada juga yang merendam kembali menggunakan cairan Em4, fungsinya untuk menciptakan ketahanan pada bibit dengan membangkitkan bakteri yang baik untuk kebutuhan nutrisi biji.

Setelah tahap perendaman, berikutnya kita mempersiapkan polibeg kecil untuk penanaman bibit, tanah yang digunakan untuk polibeg ini sebaiknya diambil dari tanah yang banyak mengandung humus, setelah polibeg kecil diisikan tanah, berikutnya tinggal dimasukkan biji melon.

"Selama biji melon berada dalam tahap pertumbuhan, sebaiknya letakkan posisi bibit tepat dilokasi yang mendapat langsung sinar matahari pagi, bibit melon yang mendapat siraman dari sinar matahari pagi pertumbuhan batangnya akan kokoh dan kuat, dibanding dengan bibit melon yang tidak mendapat sinar matahari pagi, berdasarkan pengalaman sendiri bibit melon sudah mengeluarkan thallusnya pada umur tiga hari dari awal penanaman".

Hal yang paling penting untuk diperhatikan, selama proses pertumbuhan adalah bagaimana agar bibit melon tidak kekeringan, pembibitan disiram sebanyak dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari, dibawah ini bisa anda saksikan photo penampakan dari bibit melon yang baru berumur satu minggu.

Cara Membuat Pembibitan Melon Dengan Polibeg
(Bibit melon usia satu minggu setelah penanaman)

Jumat, 14 Agustus 2015

Bahan Dasar Tanah Polibeg Persemaian

Membuat tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat selalu menjadi tujuan utama bagi petani dan penggiat bercocok tanam, karena dengan demikian jerih payah selama melakukan kegiatan pertanaman menjadi terobati, manakala tumbuhan yang kita tanam tersebut tumbuh dengan baik, namun tentu saja membuat keinginan yang demikian terwujud kita perlu melakukan usaha yang maksimal, saran saya yang terbaik untuk semua kegiatan menanam tanaman tersebut adalah, kita melakukan usaha bertanam tersebut dengan tetap mengedepankan konsep non pestisida dan ramah lingkungan.

"Sering rekan-rekan saya sesama petani bertanya, apakah mungkin untuk melakukan kegiatan bercocok tanam tersebut tidak menggunakan bahan kimia buatan? Jawabannya sangat mungkin sekali, orang-orang bercocok tanam selalu menginginkan bagaimana produksi dari tanamannya banyak, namun orientasi yang demikian membuat kita lupa bahwa hasil yang banyak itu apakah sehat untuk kita konsumsi, hal yang baik dan seimbang tentu saja dengan turut mempertimbangkan bahwa hasil yang banyak tersebut juga seharusnya sehat untuk kita konsumsi".

Pembahasan kita kali ini adalah tentang bagaimana kita mempersiapkan tanah persemaian benih tanpa menggunakan pestisida dan ramah lingkungan, untuk melakukan hal tersebut ada beberapa langkah yang perlu kita siapkan.

Bahan dasar tanah persemaian

1. Tanah yang baik kita ambil untuk persemaian adalah tanah yang banyak mengandung humus, untuk mendapatkan humus tanah tersebut bisa kita peroleh dari tanah yang terdapat pada SISA di SEKELILING PEMBAKARAN, ingat tanah yang kita ambil adalah tanah yang berada di SEKELILING PEMBAKARAN, bukan tanah yang terdapat pada pembakaran.

2. Setelah tanah di SEKELILING PEMBAKARAN diambil, kemudian tanah tersebut diayak dengan ayakan halus.

3. Berikutnya kita tinggal persiapkan polibeg pembenihan, setelah tanah diayak semprotkan air bekas cucian beras yang sudah dicampur dengan biang bakteri Em4, aduk tanah sampai rata, jika anda merasakan tanah tersebut terasa dingin itu tandanya adukan sudah bagus.

4. Kemudian masukkan biji yang akan kita jadikan benih.

5. Hal yang perlu diperhatikan berikutnya, kadar air dalam tanah yang sudah didalam polibeg, jangan membuat polibeg terlalu banyak air, karena dengan terlalu banyak air maka jamur juga akan aktif berkembang.

6. Setelah lima langkah diatas sekarang polibeg tinggal kita letakkan ditempat yang disinari cahaya matahari pagi.

Sekarang kita tunggu benih yang sudah disemai dalam polibeg tersebut keluar tallusnya, perlu juga diperhatikan menjelang benih tumbuh, siapkan juga polibeg besar tempat pemindahannya, sekian tips singkat bercocok tanam dari saya tentang bahan dasar tanah persemaian untuk polibeg, selamat mencoba.

Bahan Dasar Tanah Polibeg Persemaian


Mari kita selamatkan tanah dari kimia berbahaya, untuk generasi kita berikutnya.

Selasa, 28 Juli 2015

Beralih ke Usaha Pertanian Organik

Eri demikian nama lelaki paruh baya yang berprofesi sebagai petani cabe di Sungai Kambuik, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Ia sudah menghabiskan dana lima puluh jutaan agar areal seperempat hektar yang ia jadikan tempat bertanam cabe, bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, namun nasib berkata lain, ditengah perjalanannya areal pertanaman cabenya diserang berbagai penyakit dan hama, salah satunya penyakit virus kuning keriting dan Antraknosa.

Tim P3L-Dharmasraya berkunjung ke kebun Eri pada awal puasa Ramadhan Juni lalu, ia putus asa melihat areal perkebunan cabenya sudah tidak punya harapan lagi, ditengah kemelut yang mendera hatinya, tim P3L-Dharmasraya mencoba memberikan solusi terkait penyakit yang diderita tanaman cabenya.

Sebagaimana tujuan utama dari pejuang P3L-Dharmasraya yakni, usaha menciptakan pertanian organic, ramah lingkungan, dan memproduksi hasil tani yang sehat untuk dikonsumsi keluarga, tanpa ketergantungan kepada produk kimia, serta mempersiapkan lahan tanah yang baik untuk keberlangsungan anak cucu, kami menawarkan solusi yang kiranya baik untuk menyelamatkan cabe Eri yang sudah diserang berbagai penyakit tersebut.

Pada akhirnya dalam situasi yang sangat genting tersebut, kami menawarkan biang bakteri organic yang baik untuk mengatasi berbagai penyakit tersebut, biang bakteri itu terangkum dalam botol pupuk cair �Bio � Organik Herbafarm�, akhirnya Eri mencoba menyelamatkan tanaman cabenya dengan 2 botol pupuk cair herbafarm. 

Pada hari lebaran ketiga tepatnya hari selasa tanggal 21 Juli 2015, salah seorang tim P3L-Dharmasraya kembali memantau perkembangan cabe yang sudah diperlakukan Eri dengan pupuk cair Herbafarm tersebut, diluar dugaan setibanya tim di lokasi areal pertanaman cabe Eri terlihat buah cabe yang tumbuh lebat, meski daun terlihat kuning keritiang, usaha penyelamatan oleh herbafarm ini masih sanggup membantu cabe untuk berbuah lebat. 

Aher salah seorang Karyawan Eri kepada tim P3L-Dharmasraya, dilokasi mengatakan ia sudah berkali panen dengan situasi pertanaman yang demikian.

Ambo kira cabe ini hanya sekali saja berbuahnya, namun uda bisa lihat sendiri batang cabe itu berbunga lagi, dan kami sudah berkali-kali panen setelah pemberian pupuk cair Herbafarm ini�, katanya bersemangat.

Setelah mengamati dan mencatat perkembangan cabe Eri, tim kembali ke posko P3L di Sitiung, sebelum pulang Aher membeli tiga botol lagi pupuk cair Bio-Organik Herbafarm, ia juga berjanji pada periode berikutnya ia dan Eri akan kembali bertanam cabe dengan metode hidroponik, dan meminta kami (P3L-Dharmasraya) untuk mendampingi hingga panen.

Beralih ke Usaha Pertanian Organik
(Foto : Aher ditengah tanaman cabenya yang terserang berbagai penyakit Virus, namun masih berbuah lebat, berkat pemberian pupuk cair Bio-Organik Herbafarm yang ramah lingkungan)

Kamis, 25 Juni 2015

Meluruskan Konsep Bertanam Hidroponik

Meluruskan Konsep Bertanam Hidroponik

Alangkah populernya konsep bertanam dengan cara hidroponik akhir-akhir ini, betapa tidak konsep hidroponik menjanjikan hasil yang lebih baik, dibanding pertanaman konvensional, tentu saja bagi pelaku petani hidroponik hal tersebut bukan sesuatu yang buruk, dan hasil yang lebih baik dibanding bertanam secara konvensional menggunakan areal yang ada, sebenarnya hal itu perlu pengkajian ulang.

Bertanam secara hidroponik sangat popular didaerah perkotaan, pasalnya diperkotaan sulit untuk memperoleh lahan yang memadai untuk bercocok tanam, dan hal itu sangat bertolak belakang dengan suasana pedesaan, dimana di desa ketersediaan lahan masih cukup untuk bercocok tanam.

Tananam hidroponik dari asal katanya menjelaskan, bahwa perlakuan tanaman tersebut lebih terfokus kepada ketersediaan air, dengan mengabaikan unsur tanah orang-orang perkotaan juga bisa bercocok tanam, baik itu di atas rumah maupun di dindingnya, dengan kata lain tanah sudah tidak menjadi prioritas lagi.

Ilmu pertanian dan botani sudah menjelaskan bahwa tanah merupakan syarat utama untuk tumbuhnya suatu tanaman, meski dalam konsep hidroponik tanah hanya sebagai tempat berdirinya batang pokok tanaman, berikutnya ketersediaan unsur senyawa untuk pertumbuhan tanaman digantikan dalam bentuk cair, lebih jauh dari kedua hal tersebut tanaman sesungguhnya membutuhkan sosialisasinya dengan yang lain, seperti serangga liar dan mikroorganisme yang terdapat disekitar tanah pertanaman, konsep tersebut seakan terbantahkan oleh sistim hidroponik, dengan menganggap semakin berkurangnya interaksi sosial tanaman dengan lingkungan alamiahnya, maka kemungkinan tanaman akan tumbuh dengan subur dan baik lebih besar, padahal sebenarnya tidak demikian.

Alam semesta melahirkan berbagai serangga dan mikroorganisme yang berkesinambungan dengan tanaman, maka dari itu ada istilah penyerbukan yang diperbantukan oleh serangga, mikroorganisme yang membantu menguraikan zat makanan tanaman, itu pula mungkin yang sangat mendasari perbedaan bertanam secara hidroponik dengan konvensional di tanah, ketika usaha pertanaman lebih dititik beratkan kepada unsur air, sesungguhnya penggiat hidroponik agak sedikit usaha ekstra, karena memikirkan bagaimana unsur untuk tumbuhnya tanaman ini dirubah bentuknya ke air.

"Sebaik-baiknya pupuk cair lebih baik sebenarnya ketersediaan unsur alami yang terdapat di tanah, di dalam tanah terjadi penguraian yang komplek bagi kebutuhan tumbuh tanaman, hal itu belum lagi jika ditinjau dari segi biaya, ketika tanah yang normal menyediakan segala kebutuhan untuk tumbuhnya tanaman, maka biaya bagi pertanaman konvensional di tanah lebih ringan dibanding dengan pola hidroponik".

Jika anda bermaksud melakukan usaha pertanian dengan gaya hidroponik, alangkah bijaknya jika anda juga menganalisa lebih mendalam, mana yang lebih tepat cara yang anda tempuh dengan hidroponik atau dengan pola konvensional di pertanahan, karena bagaimanapun juga interaksi sosial tanaman dengan lingkungan alaminya merupakan sesuatu yang lebih penting, yang terkadang hal tersebut tidak diperoleh pada pola bertanam hidroponik.

Salam �

Selamatkan tanah dengan organik

Cara Membuat Singkong Tumbuh Dengan Banyak Umbi


Cara Membuat Singkong Tumbuh Dengan Banyak Umbi
(Summber foto : agroexpres.com)
Bertanam singkong atau ketela pohon tentu tidak asing lagi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, dari zaman dahulu kala singkong dikenal dengan tumbuhan perdu yang sangat mudah ditanam, bahkan ketika potongan batangnya dicampakkan ia juga akan tumbuh dengan baik, dan singkong bertahun tahun menjadi makanan pokok setelah beras bagi rakyat Indonesia.

Budidaya singkong tidak terlalu rumit, namun membuatnya tumbuh dengan baik menghasilkan umbi yang besar dan banyak, tentu membutuhkan keterampilan yang mumpuni sehingganya anda bisa panen dengan hasil melimpah, bagaimana cara membuatnya tumbuh dengan baik dan menghasilkan umbi yang banyak, kita akan coba bahas berikut ini.

Singkong atau dengan nama latinnya Manihot Utilissima termasuk dalam suku Euphorbiacieae, sebagai syarat tumbuh tanaman ini sanggup tumbuh pada tanah jenis apapun, namun belum tentu umbi yang dihasilkannya banyak, nah untuk membuat hasil umbi yang banyak kita membutuhkan beberapa teknik pemupukan, dengan memanfaatkan potensi lingkungan disekitar rumah tangga, anda bisa membuat tanaman ini menghasilkan umbi yang banyak, caranya yakni dengan menggunakan limbah rumah tangga, seperti dari sisa-sisa masakan yang bisa diurai, misalkan potongan sayur, kulit bawang dan aneka sisa produk rumah tangga lainnya, yang intinya semua itu bisa diurai oleh alam.

Membuat pupuk untuk singkong dari limbah rumah tangga tersebut cukup mudah, anda tinggal membuat sebuah lubang kemudian masukkan semua limbah rumah tangga tersebut, setelah terkumpul cukup banyak, kemudian tutup dengan plastic dan biarkan selama lebih kurang lima belas hari.

Setelah pengomposan selesai pada hari ke lima belas, buka kembali kompos dari olahan limbah rumah tangga tersebut, kemudian campurkan dengan tanah bekas unggunan sampah, sambil diaduk jika perlu tambahkan dengan air garam, atau cairan Em4, atau anda bisa juga memanfaatkan pupuk cair Bio Organik Herbafarm produksi sidomuncul.

Ketika pengadukan selesai tutup rapat kembali kompos limbah rumah tangga anda, kemudian diamkan selama lima hari, setelah itu kompos siap digunakan, cara perlakuannya adalah dengan menaburkan kompos disekeliling tanaman singkong, waktu terbaik memberikan kompos ini adalah ketika umur tanaman singkong sekitar satu bulan, kompos yang anda berikan tadi mengandung banyak mikroorganisme yang mampu mengurai unsur hara tanah, sehingga tanaman singkong anda mampu menyerap lebih banyak hara, dan pertumbuhannya akan baik, karena dengan suburnya tanaman singkong tidak terlepas dari peran umbinya yang tumbuh lebat dan banyak.

Ternyata jika kita mau memanfaatkan lingkungan rumah tangga tanpa menggunakan pupuk kimia, manfaatnya sangat banyak terutama bagi usaha pertanaman di lingkungan pekarangan anda, termasuk tanaman singkong ini, demikian tips ringan dari kami untuk membantu tanaman singkong anda menghasilkan umbi yang banyak, selamat mencoba.

Cara Membuat Singkong Tumbuh Dengan Banyak Umbi, kandungan gizi singkong
(Sumber foto : singkongday.wordpress.com)

Salam �

Selamatkan tanah dengan organic.

Selasa, 23 Juni 2015

Rahasia membuat tanaman cabe berbuah lebat selebat-lebatnya


Musim ramadhan tahun ini hampir semua harga kebutuhan pokok meroket naik, kenaikan tersebut menyengsarakan bagi masyarakat non tani, dan menjadi suatu kesenangan bagi petani cabe, terutama petani yang sedang dalam tahap panen hingga lebaran nanti, nah khusus bagi anda petani cabe, bagaimana caranya agar buah cabe anda tumbuh rimbun dan banyak? Pupuk apa saja yang digunakan agar cabe kesayangan anda berbuah lebat? Berikut kita coba bahas rahasianya.

Tanaman cabe merupakan tanaman yang mudah tumbuh dimana saja, tanaman yang masih tergolong dalam family "Solanacearum" ini, tidak banyak tuntutan untuk tumbuh asalkan kita rajin menyediakan air pada areal pertanamannya, maka ia akan tumbuh subur, apalagi jika dalam penanamannya dilakukan dengan cara organic atau ramah lingkungan, namun demikian jika ada pula diantara anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang cabe rawit dan bagaimana rahasianya agar cabe rawit anda sukses tumbuh dan menghasilkan buah yang banyak melimpah silahkan baca artikel kami disini [Rahasia sukses budidaya cabe rawit].

Rahasia membuat tanaman cabe berbuah lebat selebat-lebatnya
Rahasia bagaimana cara membuat tanaman cabe anda berbuah lebat selebat-lebatnya, dipengaruhi oleh beberapa factor.

1. Ketersediaan air dan unsur hara

Pengalaman saya beberapa kali menindaklanjuti penyelamatan lahan cabe yang sudah kritis, persoalan utamanya kebanyakan terletak pada kurangnya air, ketika tanaman cabe sudah memunculkan buah terkadang kita sudah percaya diri, padahal sesungguhnya pada saat itu cabe membutuhkan air yang cukup untuk melakukan pertumbuhan.

Demikian juga halnya dengan unsur hara, areal pertanaman cabe yang terlalu banyak diperlakukan secara kimia, besar kemungkinan unsur hara tanahnya banyak tertutupi oleh kadar kimia tersebut, anda bisa menemukan di artikel kami yang satu ini tentang cara praktis mengelola unsur hara tanah, untuk areal pertanaman sayuran, pada link [ini], disamping itu penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki unsur hara tanah juga kurang bagus untuk kesehatan, demikian juga halnya dengan penggunaan pestisida kimia, juga sama buruknya untuk kesehatan sayuran,  bahaya unsur kimia dan pestisida kimia pada sayuran akibat penggunaan berlebihan, dapat anda baca selengkapnya di artikel yang ini [bahaya kimia dan pestisida untuk sayuran].

Oleh karena itu untuk membuat tanaman cabe anda berbuah lebat-selebat-lebatnya saya sangat menganjurkan, sebisa mungkin perlakukanlah tanah dan tanaman anda dengan cara organic, caranya juga tidak terlalu rumit, hanya dengan menggunakan pupuk kompos maka tanah dan tanaman anda akan tumbuh dengan baik, selain itu untuk mendapatkan pupuk kompos berkualitas juga paling mudah, bahkan dengan limbah rumah tangga pun anda sudah bisa menciptakan pupuk kompos berkualitas tinggi, simak pembahasan kami tentang pemanfaatan limbah rumah tangga untuk kompos pada artikel kami pada link ini [Cara mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos berkualitas].

Namun dengan memperhatikan ketersediaan unsur hara saja tidak pula cukup, untuk membuat tanaman cabe mampu berbuah lebat, tidak bisa kita pungkiri pupuk juga berperan penting dalam produksi buah cabe, untuk itu disamping ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) ataupun hara mikro (Zn, Fe, Mn, Co, dan Mo) yang cukup dan seimbang dalam tanah merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil cabai merah yang tinggi dengan kualitas yang baik.

Setiap unsur hara mempunyai peran spesifik di dalam tanaman. Kekurangan atau kelebihan unsur hara dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil. Jenis pupuk yang digunakan untuk menambah hara N, P, K dan S adalah Urea, ZA, TSP/SP-36, KCl, ZK (K2SO4). Untuk menambah hara Ca dan Mg dengan pemberian kapur atau dolomit. Sebagai sumber hara mikro umumnya dari pupuk kandang atau kompos.

Dalam budidaya cabai merah, pemakaian pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos merupakan kebutuhan pokok, di samping penggunaan pupuk buatan. Pupuk organik atau kompos, selain dapat mensuplai unsur hara bagi tanaman (terutama hara mikro), juga dapat memperbaiki struktur tanah, memelihara kelembaban tanah, mengurangi pencucian hara, dan meningkatkan aktivitas biologi tanah. Berbagai limbah pertanian, seperti limbah pabrik gula (blotong), limbah media jamur, limbah kebun dan limbah pasar, dapat digunakan sebagai pupuk organik, dan dalam dosis yang sama dapat memberikan hasil cabai merah yang tidak jauh berbeda dengan pupuk kandang atau kompos.

Dalam dosis yang sama, jenis pupuk kandang yang paling baik untuk penanaman cabai merah di dataran tinggi adalah pupuk kandang ayam, tetapi harganya lebih mahal. Menurut penelitian Subhan hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan hasil cabai merah bersifat linier.

Kebutuhan pupuk untuk penanaman cabai merah bervariasi, tergantung pada kultivar, jenis lahan, lokasi, musim tanam, dan jenis pupuk yang digunakan. Di bawah ini diuraikan kebutuhan pupuk untuk cabai merah pada berbagai jenis lahan dan sistem tanam.

A. Penanaman cabai merah pada lahan kering di dataran tinggi/ medium (jenis Andisol/ Latosol)

� Pemupukan dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20 - 30 t/ ha) atau pupuk kandang ayam (15 - 20 t/ ha) dan pupuk SP - 36 (300 kg/ha), yang dilakukan seminggu sebelum tanam. Pupuk kandang dihamparkan pada garitan-garitan atau lubang-lubang tanaman, di atasnya diletakkan pupuk SP-36. Pupuk susulan terdiri atas pupuk Urea (200-300 kg/ha), ZA (300-400 kg/ha) dan KCl (250-300 kg/ha), yang diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam, masing-masing sepertiga dosis. Pupuk susulan disebar di sekitar lubang tanaman, kemudian ditutup dengan tanah (Sumber : Hilman dan Suwandi 1992; Nurtika dan Hilman 1991; Rosliani et al. 1998).

Atau :

� Pemupukan dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) dan pupuk NPK 16-16-16 (700-1000 kg/ha), yang diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan adalah NPK 16-16-16 (300-500 kg/ha), diberikan dengan cara dicor, yaitu pupuk dilarutkan dalam air (2 g/l), kemudian disiramkan pada lubang tanaman atau disekitar tanaman (100-200 ml per tanaman). Pupuk susulan diaplikasikan setiap 10-14 hari, yang dimulai sejak tanaman berumur satu bulan sesudah tanam (Sumber : Hidayat et al. 2003).

B. Penanaman cabai merah pada lahan sawah di dataran rendah (jenis Aluvial)

Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang ayam (15-20 t/ ha) atau kompos (5-10 t/ ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) diberikan sebagai pupuk dasar. Pupuk susulan yang terdiri atas Urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1,0 t/ ha), diberikan 3 kali pada umur 0,1 dan 2 bulan setelah tanam masing-masing sepertiga dosis.

C. Penanaman cabai merah secara tumpanggilir dengan bawang merah

� Pupuk untuk bawang merah :

Pupuk kandang (10-20 t/ ha) dan SP-36 (200-250 kg/ha) diberikan 7 hari sebelum tanam dengan cara dihamparkan pada jalur-jalur penanaman. Pupuk susulan yang terdiri atas Urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan ZK (150-200 kg/ha) diberikan setengah dosis pada umur 7 serta 25 hari setelah tanam, dengan cara disebar di sekitar tanaman lalu ditutup dengan tanah.

� Pupuk untuk cabai merah :

Pupuk kandang (10-15 t/ ha) dan SP-36 (150-200 kg/ha) diberikan 7 hari sebelum tanam. Pupuk susulan yang terdiri atas Urea (100-150 kg/ha), ZA (300-450 kg/ha) dan KCl (100-150 kg/ha) diberikan sepertiga dosis pada umur 4, 7 serta 10 minggu setelah tanam cabai merah (Sumber : Nurtika dan Hilman 1991; Nurtika dan Suwandi 1992).

D. Penanaman cabai merah dengan sistem tumpangsari dengan kubis atau tomat

Sebagai pupuk dasar pupuk kandang (30-40 t/ ha) dan pupuk NPK 16-16-16 (700-1000 kg/ha) diberikan 7 hari sebelum tanam cabai merah, dengan cara dihamparkan pada jalur-jalur penanaman lalu ditutup dengan tanah, kemudian mulsa plastik hitam perak dipasang. Pupuk susulan, yaitu NPK 16-16-16 (300 - 500 kg/ha) diberikan dengan cara dicor, yaitu dilarutkan dalam air (2 g/l), kemudian disiramkan pada lubang-lubang tanam (100-200 ml per tanaman). Pupuk susulan diaplikasikan setiap 10-14 hari, yang dimulai pada 1 bulan sesudah tanam cabai merah. Satu bulan sesudah tanam cabai merah kubis atau tomat ditanam di antara tanaman cabai merah (Sumber : Hidayat et al. 2003).

2. Menggunakan pestisida kimia

Pestisida kimia sebenarnya tidak membasmi serangga hama, karena sesungguhnya pestisida kimia hanyalah menciptakan bentuk pertahanan baru bagi hama serangga, bahkan pestisida kimia juga mempercepat terjadinya pembuahan pada telur serangga hama, anda bisa membuat pestisida nabati dengan cara yang sangat sederhana dan mudah, bahan-bahannya juga cukup tersedia disekitar lingkungan anda, tidak ada salahnya anda mencoba membuat pestisida alami dari bawang putih, caranya bisa anda temukan pada artikel kami di link ini [Cara membuat pestisida nabati ampuh mudah dan murah meriah dengan memanfaatkan bawang putih].

Dengan memanfaatkan daun-daun tanaman yang biasanya banyak tumbuh disekitar lingkungan anda, anda juga bisa membuat pestisida nabati ampuh dan ramah terhadap lingkungan, pestisida nabati khusus untuk membasmi serangga penghisap, jenis kutu-kutuan, dan hama tanaman cabe lainnya, telah kami bahas pada link artikel ini [RAMUAN AMPUH PEMBASMI HAMA TANAMAN CABE], silahkan dibaca.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa pestisida yang dibuat dari alam memanglah tidak memperlihatkan dampak kinerja secepat pestisida kimia, karena itu beberapa dari petani kita juga menggunakan pestisida kimia.

Untuk anda yang ingin menemukan cara lengkap mengobati tanaman cabe dari berbagai penyakit, kami telah sediakan artikel khusus yang membahas persoalan tersebut, silahkan baca di [Cara Mengatasi Berbagai Penyakit Pada Tanaman cabe], pada artikel tersebut kita bahas persoalan penyakit tanaman cabe, mulai dari biji, masa persemaian, masa pertumbuhan, masa produksi buah hingga gangguan dari lingkungan sekitarnya, karena seperti yang kita ketahui tanaman cabe rentan terhadap serangan berbagai penyakit disepanjang masa pertumbuhannya.

3. Penyiangan tanaman cabe

"Nah disinilah letak rahasianya, pada tanaman cabe sangat perlu sekali dilakukan penyiangan, namun penyiangan disini maksudnya tidak membasmi gulma secara keseluruhan, karna gulma juga berperan besar dalam metode pengendalian hama secara hayati pada areal pertanaman cabe, panyiangan yang paling utama diperhatikan adalah pada perakaran dan batang cabe, gulma yang tumbuh dekat perakaran cabe perlu di cabut, kemudian perhatikan daun-daun yang sudah kering dan mati pada bagian pangkal batang, jika terdapat daun-daun yang sudah mati dipangkas saja, demikian juga dengan tunas yang tidak penting sebaiknya dipangkas saja, hal ini karena yang kita fokuskan pada tanaman cabe adalah rimbunnya buah, maka dari itu pemangkasan penting dilakukan".

Selain pemangkasan yang perlu diperhatikan lagi adalah, memangkas buah dan daun yang terserang penyakit, seperti klorosis pada daun, busuk buah atau antraknosa pada buah.

Ketiga pokok diatas adalah rahasia suksesnya, jika anda mengiinkan tanaman cabe anda berbuah rimbun lebat selebat-lebatnya, buah cabe yang lebat menghasilkan produksi buah yang banyak dan harganya juga tinggi, sehingga menguntungkan bagi petani cabe, namun ada satu hal yang paling penting dari semua cara rahasia diatas, yakni jika tanaman cabe anda memberikan keuntungan yang berlipat ganda, jangan lupa keluarkan zakatnya sebanyak 2,5% untuk asnaf yang delapan, karena dibalik keberhasilan anda itu juga ada hak orang lain (anak yatim, fakir miskin dan asnaf delapan lainnya) yang harus anda tunaikan.

Selain dari rahasia ini, bagi anda yang ingin mencoba bertanam cabe dalam pot/ polybag secara hidroponik silahkan kunjungi artikel bermanfaat kami berjudul "Menanam cabe dalam pot secara hidropinik", mudah-mudahan anda menemukan ide untuk pola bertanam cabe kesayangan anda.

Demikianlah rahasianya, salam hangat �

Selamatkan tanah dengan Organik!!

Sumber : Panduan teknis cabai merah - Nani Sumarni dan Agus Muharam

Jumat, 29 Mei 2015

Budidaya Tanaman Jahe (Zingiber officinale)

Jahe

Tanaman Jahe ditanam untuk mendapatkan hasil berupa rimpang, di daerah tropika basah dapat dipanen pada enam bulan. Jahe cocok dalam pergiliran dengan tanaman-tanaman yang samaumurnya. Karena tanaman ini dihuni oleh bakteri layu, sebaiknya jangan diikut sertakan dalam pergiliran (tumpangsari) dengan tanaman kerabat solanaceae yang peka terhadap penyakit in, dan terutama sekali dengan tomat, terong, cabai besar dan kebanyakan cabai pedas. Meskipun demikian, ia dapat digunakan dalam pergiliran tiga tahun, yang memanfaatkan batang bawah terong atau cabi yang resisten.

Terdapat banyak varietas dan dua variasi warna daging, satu kemerahan dan yang lain putih atau kuning muda. Di dataran rendah kultivar atau varietas dari daerah dataran tinggi cenderung menderita karena adanya berbagai penyakit busuk akar. Oleh karena itu, sebaiknya dicari varietas-varietas yang dapat beradaptasi dengan daerah setempat. Hasil yang diperoleh sangat bervariasi mulai dari 5 sampai 30 ton per ha. Pada pemanenan awal, mungkin memberikan hasil yang lebih rendah, akan tetapi diperoleh jahe dengan kualitas yang lebih baik sebagai jahe gula-gula.

Budidaya

Seperti dengan tanaman umbi-umbian lain, jahe juga menghendaki tanah yang gembur. Tanah gambut sesuai untuk tanaman ini, akan tetapi semua jenis tanah dengan pH kurang dari 5 harus diberi kapur dengan dosis 2 ton per ha.

Bibit jahe dapat diperoleh dari potongan-potongan kecil rimpang sepanjang 3 cm, lakukan pencelupan dalam fungisida (sebagai contoh, Aretan atau kaptan), setelah itu potongan-potongan rimpang tersebut harus dikeringkan dan disimpan selama satu atau dua minggu sebelum ditanam, ini bertujuan agar luka bekas sayatan dapat tertutup dengan baik. Potongan-potongan ini sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung.

Tanaman jahe ini ditanam pada bedengan selebar 1,2 m dengan jarak 30 cm per bibit ditanam dalam empat baris. Dengan jarak ini sudah cukup baik untuk pertanaman sampai umur 6 bulan.

Tanaman jahe ini tanggap terhadap kesuburan tanah yang tinggi, 20 ton per ha bahan organik matang dicampur dengan 500 kg per ha pupuk majemuk 12:12:17:2, ditambah 200 kg per ha urea, dapat diberikan dalam bagian-bagian yang sama pada saat jahe berumur 1, 2, 3, 4 dan 5 bulan. Untuk hasil yang lebih baik, jahe memerlukan pemberian air yang teratur tetapi sedikit pada saat cuaca kering. Pemulsaan pada daerah kering juga sangat dianjurkan, baik menggunakan mulsa plastik ataupun menggunakan mulsa organik.

Perlindungan Tanaman

Di dataran rendah tropika tanaman jahe mempunyai beberapa masalah penyakit. Penyakit jamur berupa bercak daun adalah penyakit yang paling lazim dan serius ditemui, penyakit ini disebabkan oleh Phyllosticta zingiberis. Jamur ini dapat menyebabkan nekrosis pada daun yang berat. Usaha pertanian komersial haruslah mempertimbangkan penyemprotan mingguan dengan menggunakan zineb. Tanaman jahe ini rentan terhadap penyakit layu bakteri dan perlu kehati-hatian dengan tempat penanamanna dalam pergiliran. Rimpangnya dapat menjadi sasaran penyakit busuk oleh banyak jamur dan bakteri kelompok Erwinia. Pengatusan atau pengairan untuk tanaman jahe ini harus baik. Penggerek batang dapat menjadi masalah, dan pada tanah berpasir, populasi nematoda juga perlu dipantau.