Kamis, 25 Juni 2015

Meluruskan Konsep Bertanam Hidroponik

Meluruskan Konsep Bertanam Hidroponik

Alangkah populernya konsep bertanam dengan cara hidroponik akhir-akhir ini, betapa tidak konsep hidroponik menjanjikan hasil yang lebih baik, dibanding pertanaman konvensional, tentu saja bagi pelaku petani hidroponik hal tersebut bukan sesuatu yang buruk, dan hasil yang lebih baik dibanding bertanam secara konvensional menggunakan areal yang ada, sebenarnya hal itu perlu pengkajian ulang.

Bertanam secara hidroponik sangat popular didaerah perkotaan, pasalnya diperkotaan sulit untuk memperoleh lahan yang memadai untuk bercocok tanam, dan hal itu sangat bertolak belakang dengan suasana pedesaan, dimana di desa ketersediaan lahan masih cukup untuk bercocok tanam.

Tananam hidroponik dari asal katanya menjelaskan, bahwa perlakuan tanaman tersebut lebih terfokus kepada ketersediaan air, dengan mengabaikan unsur tanah orang-orang perkotaan juga bisa bercocok tanam, baik itu di atas rumah maupun di dindingnya, dengan kata lain tanah sudah tidak menjadi prioritas lagi.

Ilmu pertanian dan botani sudah menjelaskan bahwa tanah merupakan syarat utama untuk tumbuhnya suatu tanaman, meski dalam konsep hidroponik tanah hanya sebagai tempat berdirinya batang pokok tanaman, berikutnya ketersediaan unsur senyawa untuk pertumbuhan tanaman digantikan dalam bentuk cair, lebih jauh dari kedua hal tersebut tanaman sesungguhnya membutuhkan sosialisasinya dengan yang lain, seperti serangga liar dan mikroorganisme yang terdapat disekitar tanah pertanaman, konsep tersebut seakan terbantahkan oleh sistim hidroponik, dengan menganggap semakin berkurangnya interaksi sosial tanaman dengan lingkungan alamiahnya, maka kemungkinan tanaman akan tumbuh dengan subur dan baik lebih besar, padahal sebenarnya tidak demikian.

Alam semesta melahirkan berbagai serangga dan mikroorganisme yang berkesinambungan dengan tanaman, maka dari itu ada istilah penyerbukan yang diperbantukan oleh serangga, mikroorganisme yang membantu menguraikan zat makanan tanaman, itu pula mungkin yang sangat mendasari perbedaan bertanam secara hidroponik dengan konvensional di tanah, ketika usaha pertanaman lebih dititik beratkan kepada unsur air, sesungguhnya penggiat hidroponik agak sedikit usaha ekstra, karena memikirkan bagaimana unsur untuk tumbuhnya tanaman ini dirubah bentuknya ke air.

"Sebaik-baiknya pupuk cair lebih baik sebenarnya ketersediaan unsur alami yang terdapat di tanah, di dalam tanah terjadi penguraian yang komplek bagi kebutuhan tumbuh tanaman, hal itu belum lagi jika ditinjau dari segi biaya, ketika tanah yang normal menyediakan segala kebutuhan untuk tumbuhnya tanaman, maka biaya bagi pertanaman konvensional di tanah lebih ringan dibanding dengan pola hidroponik".

Jika anda bermaksud melakukan usaha pertanian dengan gaya hidroponik, alangkah bijaknya jika anda juga menganalisa lebih mendalam, mana yang lebih tepat cara yang anda tempuh dengan hidroponik atau dengan pola konvensional di pertanahan, karena bagaimanapun juga interaksi sosial tanaman dengan lingkungan alaminya merupakan sesuatu yang lebih penting, yang terkadang hal tersebut tidak diperoleh pada pola bertanam hidroponik.

Salam �

Selamatkan tanah dengan organik

Cara Membuat Singkong Tumbuh Dengan Banyak Umbi


Cara Membuat Singkong Tumbuh Dengan Banyak Umbi
(Summber foto : agroexpres.com)
Bertanam singkong atau ketela pohon tentu tidak asing lagi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, dari zaman dahulu kala singkong dikenal dengan tumbuhan perdu yang sangat mudah ditanam, bahkan ketika potongan batangnya dicampakkan ia juga akan tumbuh dengan baik, dan singkong bertahun tahun menjadi makanan pokok setelah beras bagi rakyat Indonesia.

Budidaya singkong tidak terlalu rumit, namun membuatnya tumbuh dengan baik menghasilkan umbi yang besar dan banyak, tentu membutuhkan keterampilan yang mumpuni sehingganya anda bisa panen dengan hasil melimpah, bagaimana cara membuatnya tumbuh dengan baik dan menghasilkan umbi yang banyak, kita akan coba bahas berikut ini.

Singkong atau dengan nama latinnya Manihot Utilissima termasuk dalam suku Euphorbiacieae, sebagai syarat tumbuh tanaman ini sanggup tumbuh pada tanah jenis apapun, namun belum tentu umbi yang dihasilkannya banyak, nah untuk membuat hasil umbi yang banyak kita membutuhkan beberapa teknik pemupukan, dengan memanfaatkan potensi lingkungan disekitar rumah tangga, anda bisa membuat tanaman ini menghasilkan umbi yang banyak, caranya yakni dengan menggunakan limbah rumah tangga, seperti dari sisa-sisa masakan yang bisa diurai, misalkan potongan sayur, kulit bawang dan aneka sisa produk rumah tangga lainnya, yang intinya semua itu bisa diurai oleh alam.

Membuat pupuk untuk singkong dari limbah rumah tangga tersebut cukup mudah, anda tinggal membuat sebuah lubang kemudian masukkan semua limbah rumah tangga tersebut, setelah terkumpul cukup banyak, kemudian tutup dengan plastic dan biarkan selama lebih kurang lima belas hari.

Setelah pengomposan selesai pada hari ke lima belas, buka kembali kompos dari olahan limbah rumah tangga tersebut, kemudian campurkan dengan tanah bekas unggunan sampah, sambil diaduk jika perlu tambahkan dengan air garam, atau cairan Em4, atau anda bisa juga memanfaatkan pupuk cair Bio Organik Herbafarm produksi sidomuncul.

Ketika pengadukan selesai tutup rapat kembali kompos limbah rumah tangga anda, kemudian diamkan selama lima hari, setelah itu kompos siap digunakan, cara perlakuannya adalah dengan menaburkan kompos disekeliling tanaman singkong, waktu terbaik memberikan kompos ini adalah ketika umur tanaman singkong sekitar satu bulan, kompos yang anda berikan tadi mengandung banyak mikroorganisme yang mampu mengurai unsur hara tanah, sehingga tanaman singkong anda mampu menyerap lebih banyak hara, dan pertumbuhannya akan baik, karena dengan suburnya tanaman singkong tidak terlepas dari peran umbinya yang tumbuh lebat dan banyak.

Ternyata jika kita mau memanfaatkan lingkungan rumah tangga tanpa menggunakan pupuk kimia, manfaatnya sangat banyak terutama bagi usaha pertanaman di lingkungan pekarangan anda, termasuk tanaman singkong ini, demikian tips ringan dari kami untuk membantu tanaman singkong anda menghasilkan umbi yang banyak, selamat mencoba.

Cara Membuat Singkong Tumbuh Dengan Banyak Umbi, kandungan gizi singkong
(Sumber foto : singkongday.wordpress.com)

Salam �

Selamatkan tanah dengan organic.

Selasa, 23 Juni 2015

Rahasia membuat tanaman cabe berbuah lebat selebat-lebatnya


Musim ramadhan tahun ini hampir semua harga kebutuhan pokok meroket naik, kenaikan tersebut menyengsarakan bagi masyarakat non tani, dan menjadi suatu kesenangan bagi petani cabe, terutama petani yang sedang dalam tahap panen hingga lebaran nanti, nah khusus bagi anda petani cabe, bagaimana caranya agar buah cabe anda tumbuh rimbun dan banyak? Pupuk apa saja yang digunakan agar cabe kesayangan anda berbuah lebat? Berikut kita coba bahas rahasianya.

Tanaman cabe merupakan tanaman yang mudah tumbuh dimana saja, tanaman yang masih tergolong dalam family "Solanacearum" ini, tidak banyak tuntutan untuk tumbuh asalkan kita rajin menyediakan air pada areal pertanamannya, maka ia akan tumbuh subur, apalagi jika dalam penanamannya dilakukan dengan cara organic atau ramah lingkungan, namun demikian jika ada pula diantara anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang cabe rawit dan bagaimana rahasianya agar cabe rawit anda sukses tumbuh dan menghasilkan buah yang banyak melimpah silahkan baca artikel kami disini [Rahasia sukses budidaya cabe rawit].

Rahasia membuat tanaman cabe berbuah lebat selebat-lebatnya
Rahasia bagaimana cara membuat tanaman cabe anda berbuah lebat selebat-lebatnya, dipengaruhi oleh beberapa factor.

1. Ketersediaan air dan unsur hara

Pengalaman saya beberapa kali menindaklanjuti penyelamatan lahan cabe yang sudah kritis, persoalan utamanya kebanyakan terletak pada kurangnya air, ketika tanaman cabe sudah memunculkan buah terkadang kita sudah percaya diri, padahal sesungguhnya pada saat itu cabe membutuhkan air yang cukup untuk melakukan pertumbuhan.

Demikian juga halnya dengan unsur hara, areal pertanaman cabe yang terlalu banyak diperlakukan secara kimia, besar kemungkinan unsur hara tanahnya banyak tertutupi oleh kadar kimia tersebut, anda bisa menemukan di artikel kami yang satu ini tentang cara praktis mengelola unsur hara tanah, untuk areal pertanaman sayuran, pada link [ini], disamping itu penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki unsur hara tanah juga kurang bagus untuk kesehatan, demikian juga halnya dengan penggunaan pestisida kimia, juga sama buruknya untuk kesehatan sayuran,  bahaya unsur kimia dan pestisida kimia pada sayuran akibat penggunaan berlebihan, dapat anda baca selengkapnya di artikel yang ini [bahaya kimia dan pestisida untuk sayuran].

Oleh karena itu untuk membuat tanaman cabe anda berbuah lebat-selebat-lebatnya saya sangat menganjurkan, sebisa mungkin perlakukanlah tanah dan tanaman anda dengan cara organic, caranya juga tidak terlalu rumit, hanya dengan menggunakan pupuk kompos maka tanah dan tanaman anda akan tumbuh dengan baik, selain itu untuk mendapatkan pupuk kompos berkualitas juga paling mudah, bahkan dengan limbah rumah tangga pun anda sudah bisa menciptakan pupuk kompos berkualitas tinggi, simak pembahasan kami tentang pemanfaatan limbah rumah tangga untuk kompos pada artikel kami pada link ini [Cara mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos berkualitas].

Namun dengan memperhatikan ketersediaan unsur hara saja tidak pula cukup, untuk membuat tanaman cabe mampu berbuah lebat, tidak bisa kita pungkiri pupuk juga berperan penting dalam produksi buah cabe, untuk itu disamping ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) ataupun hara mikro (Zn, Fe, Mn, Co, dan Mo) yang cukup dan seimbang dalam tanah merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil cabai merah yang tinggi dengan kualitas yang baik.

Setiap unsur hara mempunyai peran spesifik di dalam tanaman. Kekurangan atau kelebihan unsur hara dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil. Jenis pupuk yang digunakan untuk menambah hara N, P, K dan S adalah Urea, ZA, TSP/SP-36, KCl, ZK (K2SO4). Untuk menambah hara Ca dan Mg dengan pemberian kapur atau dolomit. Sebagai sumber hara mikro umumnya dari pupuk kandang atau kompos.

Dalam budidaya cabai merah, pemakaian pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos merupakan kebutuhan pokok, di samping penggunaan pupuk buatan. Pupuk organik atau kompos, selain dapat mensuplai unsur hara bagi tanaman (terutama hara mikro), juga dapat memperbaiki struktur tanah, memelihara kelembaban tanah, mengurangi pencucian hara, dan meningkatkan aktivitas biologi tanah. Berbagai limbah pertanian, seperti limbah pabrik gula (blotong), limbah media jamur, limbah kebun dan limbah pasar, dapat digunakan sebagai pupuk organik, dan dalam dosis yang sama dapat memberikan hasil cabai merah yang tidak jauh berbeda dengan pupuk kandang atau kompos.

Dalam dosis yang sama, jenis pupuk kandang yang paling baik untuk penanaman cabai merah di dataran tinggi adalah pupuk kandang ayam, tetapi harganya lebih mahal. Menurut penelitian Subhan hubungan antara dosis pupuk kandang ayam dan hasil cabai merah bersifat linier.

Kebutuhan pupuk untuk penanaman cabai merah bervariasi, tergantung pada kultivar, jenis lahan, lokasi, musim tanam, dan jenis pupuk yang digunakan. Di bawah ini diuraikan kebutuhan pupuk untuk cabai merah pada berbagai jenis lahan dan sistem tanam.

A. Penanaman cabai merah pada lahan kering di dataran tinggi/ medium (jenis Andisol/ Latosol)

� Pemupukan dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20 - 30 t/ ha) atau pupuk kandang ayam (15 - 20 t/ ha) dan pupuk SP - 36 (300 kg/ha), yang dilakukan seminggu sebelum tanam. Pupuk kandang dihamparkan pada garitan-garitan atau lubang-lubang tanaman, di atasnya diletakkan pupuk SP-36. Pupuk susulan terdiri atas pupuk Urea (200-300 kg/ha), ZA (300-400 kg/ha) dan KCl (250-300 kg/ha), yang diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam, masing-masing sepertiga dosis. Pupuk susulan disebar di sekitar lubang tanaman, kemudian ditutup dengan tanah (Sumber : Hilman dan Suwandi 1992; Nurtika dan Hilman 1991; Rosliani et al. 1998).

Atau :

� Pemupukan dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) dan pupuk NPK 16-16-16 (700-1000 kg/ha), yang diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan adalah NPK 16-16-16 (300-500 kg/ha), diberikan dengan cara dicor, yaitu pupuk dilarutkan dalam air (2 g/l), kemudian disiramkan pada lubang tanaman atau disekitar tanaman (100-200 ml per tanaman). Pupuk susulan diaplikasikan setiap 10-14 hari, yang dimulai sejak tanaman berumur satu bulan sesudah tanam (Sumber : Hidayat et al. 2003).

B. Penanaman cabai merah pada lahan sawah di dataran rendah (jenis Aluvial)

Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang ayam (15-20 t/ ha) atau kompos (5-10 t/ ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) diberikan sebagai pupuk dasar. Pupuk susulan yang terdiri atas Urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1,0 t/ ha), diberikan 3 kali pada umur 0,1 dan 2 bulan setelah tanam masing-masing sepertiga dosis.

C. Penanaman cabai merah secara tumpanggilir dengan bawang merah

� Pupuk untuk bawang merah :

Pupuk kandang (10-20 t/ ha) dan SP-36 (200-250 kg/ha) diberikan 7 hari sebelum tanam dengan cara dihamparkan pada jalur-jalur penanaman. Pupuk susulan yang terdiri atas Urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan ZK (150-200 kg/ha) diberikan setengah dosis pada umur 7 serta 25 hari setelah tanam, dengan cara disebar di sekitar tanaman lalu ditutup dengan tanah.

� Pupuk untuk cabai merah :

Pupuk kandang (10-15 t/ ha) dan SP-36 (150-200 kg/ha) diberikan 7 hari sebelum tanam. Pupuk susulan yang terdiri atas Urea (100-150 kg/ha), ZA (300-450 kg/ha) dan KCl (100-150 kg/ha) diberikan sepertiga dosis pada umur 4, 7 serta 10 minggu setelah tanam cabai merah (Sumber : Nurtika dan Hilman 1991; Nurtika dan Suwandi 1992).

D. Penanaman cabai merah dengan sistem tumpangsari dengan kubis atau tomat

Sebagai pupuk dasar pupuk kandang (30-40 t/ ha) dan pupuk NPK 16-16-16 (700-1000 kg/ha) diberikan 7 hari sebelum tanam cabai merah, dengan cara dihamparkan pada jalur-jalur penanaman lalu ditutup dengan tanah, kemudian mulsa plastik hitam perak dipasang. Pupuk susulan, yaitu NPK 16-16-16 (300 - 500 kg/ha) diberikan dengan cara dicor, yaitu dilarutkan dalam air (2 g/l), kemudian disiramkan pada lubang-lubang tanam (100-200 ml per tanaman). Pupuk susulan diaplikasikan setiap 10-14 hari, yang dimulai pada 1 bulan sesudah tanam cabai merah. Satu bulan sesudah tanam cabai merah kubis atau tomat ditanam di antara tanaman cabai merah (Sumber : Hidayat et al. 2003).

2. Menggunakan pestisida kimia

Pestisida kimia sebenarnya tidak membasmi serangga hama, karena sesungguhnya pestisida kimia hanyalah menciptakan bentuk pertahanan baru bagi hama serangga, bahkan pestisida kimia juga mempercepat terjadinya pembuahan pada telur serangga hama, anda bisa membuat pestisida nabati dengan cara yang sangat sederhana dan mudah, bahan-bahannya juga cukup tersedia disekitar lingkungan anda, tidak ada salahnya anda mencoba membuat pestisida alami dari bawang putih, caranya bisa anda temukan pada artikel kami di link ini [Cara membuat pestisida nabati ampuh mudah dan murah meriah dengan memanfaatkan bawang putih].

Dengan memanfaatkan daun-daun tanaman yang biasanya banyak tumbuh disekitar lingkungan anda, anda juga bisa membuat pestisida nabati ampuh dan ramah terhadap lingkungan, pestisida nabati khusus untuk membasmi serangga penghisap, jenis kutu-kutuan, dan hama tanaman cabe lainnya, telah kami bahas pada link artikel ini [RAMUAN AMPUH PEMBASMI HAMA TANAMAN CABE], silahkan dibaca.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa pestisida yang dibuat dari alam memanglah tidak memperlihatkan dampak kinerja secepat pestisida kimia, karena itu beberapa dari petani kita juga menggunakan pestisida kimia.

Untuk anda yang ingin menemukan cara lengkap mengobati tanaman cabe dari berbagai penyakit, kami telah sediakan artikel khusus yang membahas persoalan tersebut, silahkan baca di [Cara Mengatasi Berbagai Penyakit Pada Tanaman cabe], pada artikel tersebut kita bahas persoalan penyakit tanaman cabe, mulai dari biji, masa persemaian, masa pertumbuhan, masa produksi buah hingga gangguan dari lingkungan sekitarnya, karena seperti yang kita ketahui tanaman cabe rentan terhadap serangan berbagai penyakit disepanjang masa pertumbuhannya.

3. Penyiangan tanaman cabe

"Nah disinilah letak rahasianya, pada tanaman cabe sangat perlu sekali dilakukan penyiangan, namun penyiangan disini maksudnya tidak membasmi gulma secara keseluruhan, karna gulma juga berperan besar dalam metode pengendalian hama secara hayati pada areal pertanaman cabe, panyiangan yang paling utama diperhatikan adalah pada perakaran dan batang cabe, gulma yang tumbuh dekat perakaran cabe perlu di cabut, kemudian perhatikan daun-daun yang sudah kering dan mati pada bagian pangkal batang, jika terdapat daun-daun yang sudah mati dipangkas saja, demikian juga dengan tunas yang tidak penting sebaiknya dipangkas saja, hal ini karena yang kita fokuskan pada tanaman cabe adalah rimbunnya buah, maka dari itu pemangkasan penting dilakukan".

Selain pemangkasan yang perlu diperhatikan lagi adalah, memangkas buah dan daun yang terserang penyakit, seperti klorosis pada daun, busuk buah atau antraknosa pada buah.

Ketiga pokok diatas adalah rahasia suksesnya, jika anda mengiinkan tanaman cabe anda berbuah rimbun lebat selebat-lebatnya, buah cabe yang lebat menghasilkan produksi buah yang banyak dan harganya juga tinggi, sehingga menguntungkan bagi petani cabe, namun ada satu hal yang paling penting dari semua cara rahasia diatas, yakni jika tanaman cabe anda memberikan keuntungan yang berlipat ganda, jangan lupa keluarkan zakatnya sebanyak 2,5% untuk asnaf yang delapan, karena dibalik keberhasilan anda itu juga ada hak orang lain (anak yatim, fakir miskin dan asnaf delapan lainnya) yang harus anda tunaikan.

Selain dari rahasia ini, bagi anda yang ingin mencoba bertanam cabe dalam pot/ polybag secara hidroponik silahkan kunjungi artikel bermanfaat kami berjudul "Menanam cabe dalam pot secara hidropinik", mudah-mudahan anda menemukan ide untuk pola bertanam cabe kesayangan anda.

Demikianlah rahasianya, salam hangat �

Selamatkan tanah dengan Organik!!

Sumber : Panduan teknis cabai merah - Nani Sumarni dan Agus Muharam