Rabu, 15 April 2015

Tipe Gejala Utama Penyakit Tanaman Disebabkan Bakteri

Berikut tabel karakteristik gejala penyakit akibat bakteri yang diambil dari pendapat klement (1990), bagi anda yang ingin mengetahui gejala penyakit pada tanaman kesayangan anda, silahkan perhatikan pada tabel dibawah ini.
Tipe Gejala Utama Penyakit Tanaman Disebabkan Bakteri
(Ilustrasi)

No Tipe Penyakit Jaringan Yang TerserangJenis PenyakitNama Patogen
1 Bercak daunSerangan pada ruang antara sel dan nekrotik pada jaringan parenkim.Bercak kebasahan, eksudat oose bakteri, bercak daun bersudut hawar halo, klorosis pada daun muda, hawar daun, bercak buah.-Pseudomonas
- Xanthomonas
2 Penyakit kanker dan mati merantingSerangan pada kulit dan jaringan berkayu melalui luka, tunas, kelopak daun, daun muda dan bunga.Nekrosis kulit, kangker, gummosis, mati meranting (apoplexy), hawar pucuk, daun berlobang, busuk tunas, nekrosis kulit, mati meranting, oose bakteri, hawar bunga dan ranting.Kelompok bakteri, Pseudomonas syringae, Pv Syringae.

- Erwinia amylavora
3 Layu pembuluh Serangan pada jaringan pembuluhLayu, kerdil, jaringan pembuluh berwarna cokelat, busuk melingkar pada kentang, bercak mata burung pada tomatBakteri, Coryneform, Ralstonia solanacearum, beberapa Xhantomonas dan Erwinia.
4 Busuk lunakMaserasi pada lamella tengah dan dinding primer sel tanamanBusuk lunak pada umbi kentaqng, bawang dan lain-lain, penyakit kaki hitam.Erwinia dan beberapa Pseudomonas
5 Proloferasi dan tumorransangan pada sel tanaman dan jaringan untuk tumbuh abnormalBengkak mahkota, crown gall, bengkak pada ranting, akar berlebihan (hairy root), fasciationAgrobacteria, Ralstonia fascians, Pseudomonas savastanoi subsp savastanoi.

Selasa, 07 April 2015

Potensi Daun Kering untuk Biogas

biogas plant
Setiap detik daun-daun kering dari berbagai pohon dan tanaman berguguran di muka bumi, mulai dari rimba lebat nan gelap gulita, di hamparan ladang petani, di pemukiman rumah-rumah penduduk, hingga di taman-taman kota metropolitan.

Daun gugur dan memberikan manfaat yang baik untuk kehidupan alam semesta, selain bermanfaat sebagai pelengkap unsur hara pada saat pelapukan daun, ternyata daun juga bermanfaat untuk mengantisipasi kebijakan pencabutan subsidi BBM dan Gas, bagaimana caranya? Berikut kita bahas potensi daun menjadi biogas sebagai penyelamat bagi 245,9 juta jiwa rakyat Indonesia yang sebagian besarnya merupakan rakyat miskin, dari kemalangan dicabutnya subsidi BBM dan Gas.

Biogas merupakan suatu gas yang dihasilkan melalui pembusukan bahan organik yang dilakukan oleh bakteri anaerob, seperti bakteri Pseudomonas, Flavobacterium, Methanobacterium, Jika ditinjau dari komposisi dan cara pembuatan, biogas terdiri dari campuran metana (50-75%), CO2 (25-45%), serta sejumlah kecil H2, N2, dan H2S yang dihasilkan dari proses fermentasi, prosesnya berlangsung dalam ruanag kedap udara.

Daun yang sudah menjadi sampah merupakan salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan biogas, dengan cara pembusukan sampah daun berpeluang menjadi biogas, jika sudah menjadi biogas maka energy tersebut tersebut dapat juga dikonversikan menjadi kalor, energy listrik dan lain sebagainya, pada prinsipnya pemanfaatan daun ini adalah merubah senyawa organic menjadi senyawa metana.

Pembuatan biogas dengan menggunakan daun kering akan lebih baik hasilnya jika dicampurkan dengan sampah organic lainnya, seperti limbah rumah tangga, kotoran ternak, dan kotoran manusia, untuk menciptakan biogas maka perbandingan bahan yang dicampur adalah 42 % dari sampah organic dan 27 % sampah sisa makanan.

Proses pembuatan biogas sederhana skala rumah tangga, sebagai berikut .

skema sederhana pembuatan biogas untuk skala rumah tangga
(skema sederhana pembuatan biogas untuk skala rumah tangga)


1. Buatlah sebuah reactor dari bahan plastic, dua buah (satu untuk reactor satu lagi untuk penampung gas), kemudian siapkan slang dan klepnya, lalu sipakan kompor gasnya.

2. Buatlah campuran sampah organic dengan air dengan perbandingan 1 : 1

3. Masukkan bahan biogas kedalam reactor, melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter, selanjutnya didalam reactor tersebut akan berlangsung proses produksi biogas.

4. Setelah sepuluh hari plastic reactor dan penampung biogas sudah kelihatan menggembung dan mengeras, itu pertanda biogas sudah jadi, biogas sudah bisa digunakan untuk bahan bakar.

5. Sesekali plastic reaktro biogas di goyang-goyang supaya terjadi penguraian yang sempurna, dan gas yang terbentuk dibagian bawah akan naik keatas, lakukan juga pada setiap pengisian reactor.

6. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, dengan memasukkan lebih kurang 40 liter setiap pagi dan sore hari, sisa pengolahan biogas berupa sludge secara otomatis akan keluar setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas, sisa hasil pengolahan biogas tersebut dapat pula langsung dijadikan pupuk organic, baik dalam keadaan basah maupun kering.

Jika serius memanfaatkan sampah, maka kita tidak perlu lagi merasa ketergantungan terhadap Gas LPG yang harganya ditentukan sesuka hati si kapitalis.

Pada pembahasan artikel berikutnya kita usahakan membahas tentang menjadikan biogas untuk penerangan listrik, selamat mencoba.

Salam hijau �

Sumber : Wikipedia, Heru Setyo Cahyono (UNM), P3L Dharmasraya.

Minggu, 05 April 2015

Potensi Biogas Sumatera Barat

Kebijakan tentang pencabutan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) awal periode pemerintahan Jokowi � JK, menjadi isu sentra bagi rakyat Indonesia khususnya masyarakat miskin, ide pemerintah untuk tidak memanjakan rakyatnya dengan subsidi BBM seakan menjadi pukulan telak bagi rakyatnya, walau terkadang kebijakan tentang penghapusan subsidi GAS dan BBM tersebut dinilai aneh bagi para pengamat ekonomi, namun pemerintah seakan tidak ambil pusing dengan apa yang dikatakan mereka.

Mengenai carut marutnya persoalan subsidi BBM dan Gas, tentu ada baiknya pula dibicarakan tentang energy alternative selain dari energy alam dan fosil tersebut, salah satu alternative yang mungkin untuk dijadikan energy cadangan adalah dengan memanfaatkan ternak sebagai sumber energy baru.

Pemanfaatan ternak sebagai sumber energy terbarukan baru berkembang di pulau jawa saja, sementara itu daerah-daerah lain belum dilakukan dengan maksimal, termasuk di Sumatera Barat.

Situs berita www.tempo.co, kamis 17 Maret 2013 memberitakan di Jawa Timur ada sekitar 5.100 Reaktor Biogas, energy tersebut dimanfaatkan dari hewan ternak masyarakatnya, proyek yang di motori oleh Yayasan Rumah Energi dalam program BIRU (Biogas Rumah), menurut Koordinator Program BIRU Provinsi Jawa Timur, Wasis Sasmito, dari 8.300 reaktor yang telah dibangun secara nasional, jumlah terbanyak di Jawa Timur. Sedangkan provinsi lain yang juga telah memiliki reactor biogas adalah di Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Lampung.

Tentu tidak bermaksud membandingkan Sumatera Barat dengan pulau yang selalu mendapat perhatian penuh tersebut, Provinsi Jawa Timur membangun energy Biogas tersebut juga dengan kerja keras, sehingganya yayasan rumah energy yang bekerjasama dengan Hivos Norwegia mampu menjadikan potensi daerah Jawa Timur sebagai program Biru yang berhasil.

Halnya dengan Sumatera Barat, tahun 2010 Provinsi ini mendapat kucuran dana yang fantastis lewat program Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP), melalui kredit KKPE dan KUPS, situs Gubernur Sumbar www.irwan-prayitno.com dalam artikel �Sumatera Barat Bangkit� terbitan tanggal 24 Agusntus 2014, menjelaskan dengan rinci, bahwa melalui program GPP sudah didistribusikan sapi sebanyak 29.248 ekor, meliputi 16.943 KK dengan nilai Rp 400 miliar. Ternak unggas sejumlah 74.000 ekor dengan nilai Rp 4 miliar. Penerima kredit KKPE Peternakan telah berjumlah 886 kelompok dengan nilai Rp 95 miliar dan KUPS dengan peserta 106 orang dengan nilai Rp 52 miliar, selain itu berbagai pihak dan pemangku kepentingan ikut juga terlibat dalam pengembangan ternak di Sumatera Barat.

Sementara itu tahun 2012 terjadi lagi penambahan plafon KUPS sebanyak 10 Miliar, mengutip dari pemberitaan situs www.antarasumbar.com , kata Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Edwardi, data dari realisasi KUPS diterima Disnak Sumbar dari bank-bank penyalur, secara keseluruhan sebesar Rp27,53 miliar lebih, khusus Bank Nagari plafon sebesar Rp23,27 miliar dan Bank Nagari Syariah dengan plafon senilai Rp1,75 miliar, kini sudah terealisasi sebesar Rp23 miliar.

Nilai yang disebutkan diatas merupakan angka yang luar biasa untuk bantuan kepada masyarakat dibidang peternakan, sangat besar peluangnya untuk menciptakan energy terbarukan dari puluhan ribu bantuan ternak yang sudah di kucurkan dalam bentuk KKPE dan KUPS, namun agaknya pergerakan kepada penciptaan energy biogas dengan memanfaatkan hewan ternak ini, belum sepenuhnya dilakukan atau bisa jadi belum dilakukan sama sekali.

Alangkah baiknya kita mulai mengembangkan alternative energy biogas ini, untuk mengantisipasi pencabutan penuh subsidi Gas dan BBM yang setiap hari menghantui ekonomi rakyat, lalu bagaimana cara kita yang di Sumatera Barat ini memulainya, kita simak pada artikel selanjutnya.
Potensi Biogas Sumatera Barat
(Foto : Sapi ternak P3L Dharmasraya)